Daftar Kenaikan Harga BBM di Era Jokowi Sejak Pertama Kali Menjabat
ERA.id - Pada Sabtu, 3 September, tiga jenis bahan bakar minyak (BBM) mengalami kenaikan, yaitu pertalite, solar, dan pertamax. Ini menjadi kenaikan harga BBM di era Jokowi yang kesekian kalinya.
Jokowi menjadi presiden Indonesia selama dua periode. Harga BBM mengalami beberapa kali perubahan sejak dia menjabat hingga saat ini. Dikutip Era dari Kompas, berikut ini adalah perubahan harga BBM di Indonesia yang terjadi sejak 2014 (era Presiden Jokowi) hingga sekarang.
Daftar Penurunan dan Kenaikan Harga BBM di Era Jokowi
Tahun 2014
Tanggal 17 November 2014 menjadi titik terjadinya kenaikan harga BBM pertama kali di era Jokowi. Ketika itu, masa jabatan Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla belum genap sebulan.
Harga dua jenis BBM bersubsidi mengalami kenaikan saat itu. Premium naik dari Rp6.500/liter menjadi Rp8.500/liter. Solar naik dari Rp5.500/liter menjadi Rp7.500/liter.
Alasan yang disampaikan oleh Jokowi terkait hal tersebut adalah negara butuh dana untuk membangun infrastruktur dan layanan kesehatan.
"Negara membutuhkan anggaran untuk infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan. Anggaran ini tidak tersedia karena dihamburkan untuk subsidi BBM," terang Jokowi di Istana Negara, Senin, 17 November 2014.
Tahun 2015
Masuk tahun 2015, tetapi baru satu setengah bulan sejak kenaikan pertama, yaitu 1 Januari 2015, harga BBM jenis premium dan solar diturunkan. Premium turun dari Rp8.500/liter menjadi Rp7.600/liter, sedangkan solar turun dari Rp7.600 menjadi Rp7.250/liter.
Beberapa waktu kemudian, yaitu 19 Januari 2015, harga premium dan solar kembali diturunkan. Premium turun dari Rp7.600/liter menjadi Rp6.600/liter, sedangkan solar turun dari Rp7.250/liter menjadi Rp6.400/liter.
Angka ini hampir sama dengan harga awal ketika Jokowi pertama kali menjabat sebagai presiden. Sayangnya, tak berselang lama, yaitu 1 Maret 2015, kenaikan harga premium kembali terjasi sebesar Rp200, menjadi Rp6.800/liter.
Masih berlanjut, tanggal 28 Maret 2015 harga BBM jenis premium dan solar kembali naik, masing-masing sebesar Rp500/liter. Jadi, harga premium menjadi Rp7.300/liter, sedangkan harga solar menjadi Rp6.900/liter.
Menjelang pergantian tahun, dua jenis BBM tersebut kembali mengalami penurunan harga. Harga premium turun dari Rp7.300 menjadi Rp7.150/liter, sedangkan solar turun dari Rp6.700 menjadi Rp5.950/liter.
Tahun 2016
Awal tahun 2016, yaitu 5 Januari, pemerintah Jokowi kembali menurunkan harga premium dan solar. Premium mengalami penurunan harga dari Rp7.300/liter menjadi Rp6.950/liter, sedangkan solar turun dari Rp6.700/liter menjadi Rp5.650/liter.
Beberapa bulan kemudian, yaitu 1 April, harga kedua jenis BBM tersebut kembali diturunkan. Harga premium turun dari Rp6.950/liter menjadi Rp6.450, sedangkan solar turun dari Rp5.650/liter menjadi Rp5.150/liter. Harga ini bahkan lebih rendah dari harga ketika Jokowi menjabat sebagai presiden.
Tahun 2018
Tahun 2018 harga pertalite mengalami kenaikan sebanyak dua kali. Pada 20 Januari 2018, harga pertalite naik menjadi Rp7.600/liter. Beberapa bulan kemudian, tepatnya 24 Maret, harga pertalite naik lagi menjadi Rp7.800/liter. Ini menjadi kenaikan harga BBM terakhir pada era Jokowi periode pertama.
Tahun 2019
Tahun 2019 Jokowi kembali menjadi presiden, kali ini didampingi oleh Ma’ruf Amin. Di periode kedua pemerintahan Jokowi, tepatnya 5 Januari, harga pertalite turun dari RpRp7.800/liter menjadi Rp7.650/liter.
2022
Beberapa waktu harga BBM tidak berubah. Kemudian, pada 1 April 2022, pemerintahan Jokowi menaikkan harga BBM nonsubsidi jenis pertamax. Angka kenaikan cukup tinggi, sekitar Rp3.000-an, yaitu dari Rp9.000/liter menjadi Rp12.500—13.000/liter.
Belum lama ini, harga BBM kembali naik, tepatnya pada 3 September. Tiga jenis BBM mengalami kenaikan kali ini, yaitu pertalite, solar, dan pertamax. Harga pertalite naik dari Rp7.650/liter menjadi Rp10.000/liter, solar naik dari Rp5.150/liter menjadi 6.800/liter; sedangkan pertamax kembali naik dari Rp12.500 menjadi Rp14.500/liter.
Kenaikan Harga BBM Terkait Subsidi Tidak Tepat Sasaran
Kali ini, kenaikan harga BBM tak terlepas dari kenaikan harga minyak dunia dan pembengkakan anggaran subsidi serta kompensasi BBM.
"Pemerintah telah berupaya sekuat tenaga untuk melindungi rakyat dari gejolak harga minyak dunia," terang Jokowi dalam konferensi pers, disiarkan melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, Sabtu, 3 September.
"Saya sebetulnya ingin harga BBM di dalam negeri tetap terjangkau dengan memberikan subsidi dari APBN," tuturnya.
Jokowi menjelaskan bahwa anggaran subsidi dan kompensasi BBM tahun 2022 meningkat 3 kali lipat, yaitu dari Rp152,5 triliun menjadi 502,4 triliun. Diprediksi, angka tersebut masih akan mengalami kenaikan.
Selain itu, dia mengatakan bahwa 70 persen subsidi BBM justru dinikmati oleh kelompok masyarakat dengan tingkat ekonomi mampu yang memiliki mobil pribadi. Sementara, uang negara tersebut seharusnya diprioritaskan bagi masyarakat kurang mampu. Itulah kenaikan harga BBM di era Jokowi terakhir, terhitung hingga saat ini.