Rambut Dituding Gondrong, Mahasiswa UIN Alauddin Jadi Korban Pengeroyokan Seniornya
ERA.id - Salah satu mahasiswa baru (Maba) di Fakultas Teknik Universitas Islam Negeri (UIN) Alaudin Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), Musirulhaq (19 tahun) diduga menjadi korban pengeroyokan seniornya saat kegiatan Pengenalan Budaya Akademik Kemahasiswaan (PBAK) di kampus II UIN Samata, Jalan H.M Yasin Limpo Kabupaten Gowa, Selasa (30/8/2022) lalu.
Ibu Musirulhaq, Mutserah (52 tahun) mengatakan, secara singkat kronologi kejadian pengeroyokan tersebut. Ia mengatakan, saat anaknya berada dalam barisan bersama maba lainnya, saat itu seorang mahasiswa senior datangi korban dan bermaksud gunting rambutnya.
"Jadi kata mahasiswa senior itu, dia (Irul) panjang rambutnya. Padahal dia sudah cukur dan pendek sekali tapi dibilang panjang, jadi tetap mau digunting rambutnya. Tapi karena anaknya itu tinggi besar jadi dia tahan dan refleks, dari situ mungkin dia dianggap melawan jadi dipukul," ungkapnya.
Adanya kejadian itu, mahasiswa senior tersebut memanggil teman-temannya. "Terus mahasiswa (senior) itu dia panggil teman-temannya yang lain, karena mereka kira Irul melawan. Harusnya panitia melerai tapi katanya ada yang ikut memukul juga, sempat baku dorong juga," tuturnya.
Mutsirah menyatakan, anaknya mengalami luka robek pada bagian pelipis mata dan harus dibawa ke Poliklinik kampus UIN Alauddin.
"Dugaan aksi pengeroyokan itu saya berlangsung saat hari kedua kegiatan PBAK. Dan pelakunya lebih dari satu orang. Kondisinya itu hari masih bisa berjalan ke Poliklinik kampus, dijahit juga. Badannya itu sakit semua karena ada bekas tendangan kayak bekas sepatu di baju dan celananya. Karena dia kan dikeroyok," bebernya.
Akibat dari peristiwa ini, Mutsirah yang juga merupakan Dosen di UIN Alauddin langsung melaporkan kejadian tersebut ke Fakultas terkait, bahkan ke pihak Wakil Rektor (WR) III UIN Alauddin Makassar, Prof Darussalam.
"Setelah kejadian pagi (Selasa) itu langsung kita lapor ke Ware (WR) tiga juga kan, karena yang tangani kegiatan ini (PBAK) dan diminta untuk tidak lagi terulang kejadian seperti ini di UIN Alauddin," katanya.
"Saya tidak ingin kejadian seperti ini terulang lagi dan ada lagi kejadian selanjutnya. Saya sudah ikut aturan kampus melapor ke pihak fakultasnya (Teknik) terkait akademiknya, dan karena kasus kriminalnya saya melapor ke pihak kepolisian, Polres Gowa," lanjutnya.
"Saya bawa hasil visum dari Poliklinik saat melapor di Polres Gowa, katanya hasil visum itu nanti baru mereka minta. Dari hari Selasa saya melapor sampai sekarang belum ada juga dimintai BAP (berita acara pemeriksa), katanya saya disuruh tunggu tiga hari tapi sampai sekarang mereka (polisi) tidak ada kabar juga," tutupnya.
Wakil Rektor (WR) III UIN Alaudin Makassar, Prof Darussalam membenarkan dugaan kasus tersebut. Dia memastikan bahwa kasus dugaan kekerasan terhadap mahasiswa baru tersebut saat ini sudah diproses.
"Berkaitan dengan dugaan kekerasan yang dimaksud sudah berproses. Kalau di UIN ada KPKE (komisi penegakan kode etik). Inilah yang memproses bila ada dugaan pelanggaran baik mahasiswa, tenaga kependidikan, dan dosen. Jadi semuanya sementara berjalan," katanya.
Prof Darussalam mengaku, dugaan kasus kekerasan yang dialami Musirulhaq, sudah dilapor ke fakultasnya, bahkan Rektor juga sudah menerima laporannya.
"Diluruskan infonya, mahasiswa yang diduga alami kekerasan itu bukan teknik elektro melainkan teknik informatika. Orang tua mahasiswa sudah melapor ke pihak fakultas yakni Saintek, ke Warek bidang kemahasiswaan, ke Rektor dan ke pihak kepolisian. Aturan tentang kemahasiswaan dapat dilihat di buku pedoman mahasiswa UIN Alauddin," tutupnya.