Pesan Seorang Sopir Angkot di Bandung untuk Pemerintah: BBM Diturunin, Kasihan Orang Kecil

ERA.id - Sopir angkutan kota di Kota Bandung, Jawa Barat, mengeluh karena kendaraannya sepi penumpang akibat kenaikan harga BBM.

Salah seorang supir bus antar Kota Cirebon-Bandung, Yogi Agus (36) dengan lantang mengatakan, sejak ada kabar BBM naik, kondisi angkutan menjadi sepi penumpang.

"Sebelum BBM naik bisa mengangkut 30 sampai 35 penumpang. Sekarang 10 penumpang juga susah. 3 jam ngetem (menunggu penumpang) 5 orang," kata Yogi saat ditemui di Terminal Cicaheum, Kota Bandung, Rabu (7/9/2022).

"Ngeluh semua. Wah mumet (pusing) sekarang setoran naik, solar naik, penumpang boro-boro naik, malah turun," lanjutnya.

Ia mengaku pihak pengelola bus masih menerapkan tarif yang lama. Jika tarif bus dinaikkan, tak sedikit para penumpang yang menawar ongkos yang telah dipatok.

"Belum ada kenaikan tarif, masih tarif yang lama. Soalnya kalau (tarif) dinaikkan boro-boro naik yang ada penumpang malah nawar," ucap Yogi sembari menghela nafas panjang.

"Kalau bisa diturunin lagi, kasihan orang-orang kecil," ucap Yogi menambahkan.

Senada dengan Yogi, supir bus antarprovinsi Jawa Timur-Jawa Barat, Ferry (38) mengungkapkan, kondisi penumpang jelas menjadi sepi akibat kenaikan harga BBM.

Bahkan, kemarin dirinya hanya mengangkut 20 orang penumpang dari Kota Surabaya ke Bandung. "Sebelum naik (BBM) lumayan sekitar separuh (dari kapasitas bus) 20 lebih, dulu. Penurunan (penumpang) sekitar 30 sampai 40 persen."

Kenaikan BBM bagi dirinya sangat berpengaruh terhadap pendapatan dirinya. Namun, sebagai pegawai, dirinya tidak bisa berbuat apa-apa terhadap kebijakan yang diberlakukan oleh pemerintah.

"Yang di jalan cuman bisa gini-gini aja, dibilang ngeluh ya ngeluh, dibilang ngga, ya mau gimana lagi. Tapi yang jelas yang dibawa pulang (uang) jadi sedikit lah," tutur Ferry.

Ferry hanya bisa berharap pemerintah dapat membantu para sopir agar tarif angkutan umum bisa disesuaikan dengan naiknya BBM.

"Tolong lah, BBM naik, tapi gimana caranya memberikan bantuan supaya tarif juga naik. Efeknya selain ke kru, juga ke penumpang, tapi bukan hanya itu saja tapi semua. Penumpang pun akhirnya kalang kabut karena kaget lihat tarif baru," tutupnya.