Rezim Florentino Perez Bisa Saja Runtuh

Jakarta, era.id - Real Madrid memang masih menjadi kandidat kuat peraih trofi Liga Champions musim 2018/19. Tapi itu bukan tanpa syarat. Ya, jika Madrid tidak bisa menemukan solusi untuk menutupi kepergian sang ikon Cristiano Ronaldo dan tidak 'menyekolahkan' Sergio Ramos di kelas anger management, jangan harap mereka bisa merengkuh Liga Champions untuk kali keempat berturut-turut.

Menggantikan sosok penting yang secara konsisten mencetak sedikitnya 40 gol setiap musim bukanlah hal yang mudah. Apalagi, Los Blancos juga kehilangan juru racik brilian, Zinedine Zidane yang mundur sekitar sebulan yang lalu. Pekerjaan rumah yang amat besar tentunya ada di pundak pelatih anyar Julen Lopetegui.

Meletakan beban di bahu penyerang Vinicious Junior yang baru didatangkan dari Flamengo dan pemain muda seperti Borja Mayoral (jika tidak dijual klub) untuk menjadi penggedor utama gawang lawan tidaklah semudah membalikan telapak tangan. Jika Lopetegui tidak bisa mencari solusi jitu untuk membuat lini depan Madrid tetap tajam, maka Madriditas di seluruh sudut bumi patut murka terhadap keputusan presiden klub, Florentino Perez yang (katanya) menjadi penyebab kepergian Ronaldo. 

Penyerang anyar Vinicious Junior di sesi latihan pertama Real Madrid (Twitter @realmadriden)

Pelatih Chelsea, Antonio Conte pernah mengatakan, ia selalu siap memasang para pemain muda asalkan para pemain yang bersangkutan juga siap. Karena jika tidak siap menerima tekanan permainan dan beban yang diberikan para petinggi klub, itu akan berdampak buruk bagi si pemain dan tim secara keseluruhan. Tapi ini Real Madrid, tim besar yang tidak terlalu suka dengan 'proses' dan lebih suka dengan cara instan.

Ya, juara Liga Champions 13 kali ini dikenal sebagai klub yang kurang percaya terhadap para pemain muda--khususnya penyerang--didikannya. Dengan menjunjung tinggi konsep 'didik-promosi-jual', para penyerang muda berkualitas seperti Alvaro Morata dan Mariano Diaz saja mereka korbankan. Madrid cenderung tidak sabar dalam menjalani sebuah proses. Jangankan pemain, pelatih saja bisa langsung dipecat jika tidak memberikan sebiji pun gelar di akhir musim.

Penjualan Alvaro Morata ke kubu The Blues pada musim 2017/18 tentu mengagetkan Madridistas. Pencapaian 20 gol dari 43 penampilan di semua pertandingan kompetitif Real Madrid musim sebelumnya, plus raihan gelar La Liga dan Liga Champions ternyata tidak cukup untuk membuat Morata duduk nyaman di bangku Santiago Bernabeu. Padahal pemain yang pernah berkostum Juventus ini adalah striker yang paling layak menggantikan Ronaldo di lini depan Madrid. Datang dari bangku cadangan saja sudah menyilaukan, apalagi jadi starter. Apesnya, di Chelsea Morata tidak terlalu gemilang sehingga namanya dicoret dari 23 pemain yang dibawa Spanyol ke Piala Dunia Rusia.

Kalau masih perlu diungkit. Madrid pun harus menyesali penjualan Mariano ke Lyon. Pemain keturunan Dominika ini juga telah menunjukan permainan terbaiknya sejak didepak Los Blancos dengan mencetak 18 gol dari 34 pertandingan yang dilakoninya bersama Lyon pada musim 2017/18. Bukan tidak mungkin, di masa depan, Mariano membawa Lyon kembali berjaya seperti saat tim ini menguasai Ligue 1 selama tujuh musim berturut-turut (2002-2008). Ya, siapa tahu?

Solusi terbaik Madrid untuk musim depan jelas sekali, mencari pengganti sepadan Ronaldo yang mampu menjadi mesin gol utama Los Blancos.  Dan jika kondisi Marco Asensio dan Lucas Vazquez bugar, berilah mereka kesempatan menjadi pendamping penyerang baru itu di lini serang kedua sisi lapangan. Kedua pemain ini juga bisa bermain secara bergantian dengan Gareth Bale yang ternyata memiliki gaya main yang disukai Lopetegui.

Gareth Bale, di sesi latihan pertama Real Madrid bersama pelatih Julen Lopetegui (Twitter @realmadriden)

Opsi lainnya adalah mengoptimalkan sihir Isco yang bermain ciamik bersama tim nasional Spanyol selama Piala Dunia 2018. Mantan pemain Malaga ini bisa bermain sebagai penyerang sayap, penyerang lubang, gelandang serang atau bahkan rekan duet penyerang baru di lini depan. Jika Eden Hazard benar-benar berlabuh di Santiago Bernabeu, duet playmaker ini bakal sangat dahsyat. Apalagi kalau James Rodriguez jadi dipulangkan dari Bayern Munich, bakal lebih ngeri lagi.

Di lini tengah, Real Madrid nyaris tidak memiliki cela. Poros Casemiro-Luka Modric-Toni Kroos masih menjadi yang terbaik dan tidak tergoyahkan. Semoga saja trio ini tidak diganggu isu transfer. Keberadaan Mateo Kovacic di bangku cadangan juga memberikan kekuatan tersembunyi di saat trio ini mandek menyuplai bola ke barisan depan atau gagal menjegal para pemain lawan memasuki daerah pertahanan Madrid. Semoga rekan Modric di timnas Kroasia ini pun tidak tergoda bujuk rayu klub-klub lain. 

Dani Ceballos? Sejak dibeli dari Real Betis di musim panas lalu, dia belum bisa menunjukan kemampuannya di La Liga. Tapi, Ceballos bisa menjadi opsi jika Casemiro, Kroos, Modric dan Kovacic mengalami cedera atau terkena hukuman.

Di area pertahanan, Madrid juga cukup tangguh. Tapi sayangnya, Sergio Ramos dan Marcelo memiliki emosi yang turun naik dan sering terpancing lawan. Kapten dan wakil kapten ini sering diganjar kartu merah oleh wasit. Sepanjang berkarier di Real Madrid, Ramos telah menerima lebih dari 20 kartu merah. Sementara Marcelo, meski hanya mengoleksi 4 kartu merah tapi tabungan kartu kuningnya berjumlah 67 buah. Perlukah menyekolahkan keduanya ke sekolah ‘manajemen emosi’? Lopetegui pasti lebih tahu jawabannya.

Masalah pertahanan memang tidak kalah penting dari posisi juru gedor. Karena absennya Ramos sering kali membuat Madrid kewalahan saat meladeni striker-striker lawan yang agresif. Semoga penampilan hebat Raphael Varane yang membawa Prancis menggondol Piala Dunia 2018 memberi dampak positif buat Madrid. Ditambah, kehadiran bek kanan Alvaro Odriozola dari Real Sociedad juga bisa menjadi alternatif lain saat Dani Carvajal dirundung cedera.

Bagaimana dengan posisi penjaga gawang? Tak ada yang meragukan kualitas seorang Keylor Navas. Tapi jika Los Blancos benar-benar ingin merekrut Thibaut Courtois, maka itu bakal memberi tantangan positif buat kiper Kosta Rika sekaligus memberikan kekuatan luar dalam buat El Real. Apalagi mereka juga telah mendatangkan kiper muda, Andriy Lunin dari klub Ukraina, Zorya Luhansk. Persaingan ketiga kiper ini akan menjadi kekuatan terselubung pasukan Lopetegui. 

Inti dari segalanya adalah, Madrid mutlak harus membeli penyerang haus gol pada musim panas ini. Entah itu Kylian Mbappe, Harry Kane, atau bahkan Neymar (asal tidak sering guling-guling). Karena Karim Benzema tidak cukup tangguh untuk menjadi penyerang tengah. Sementara Vinicious Junior juga masih butuh jam terbang.

Sementara nasib Borja Mayoral sepertinya tidak akan jauh berbeda dengan para striker muda didikan Madrid di era 2000-an lainnya; Javier Portillo, Roberto Soldado, Jese Rodriguez, Mariano dan Juga Alvaro Morata. Yang menjadi korban konsep ‘didik-promosi-jual’ ala Madrid. 

Jika Madrid tidak segera mencari pengganti sepadan Ronaldo, runtuhnya rezim Florentino Perez tinggal menungu waktu. 

Baca Juga : Maaf, Tidak Ada yang Diistimewakan di Real Madrid

 

Tag: real madrid