Presiden Putin Akan Gunakan Nuklir dalam Perang, Fadli Zon: Kita Berharap Jangan Sampai Digunakan
ERA.id - Anggota Komisi I DPR RI Fadli Zon menilai, ancaman Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menggunakan senjata penghancur massal atau nuklir kepada NATO, sudah dalam tahap yang mengkhawatirkan. Sebab, akan berdampak sangat luas.
"Menurut saya memang ini agak mengkhawatirkan ya kalau sudah melibatkan nulir itu bisa semua pihak sangat dirugikan, bisa habis-habisan. Bisa istilahnya itu tijitibeh, mati siji mati kabeh," kata Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (22/9/2022).
Apalagi, menurut Fadli, kekuatan nulkir saat ini sangat menghancurkan bahkan lebih kuat daripada nuklir yang menyerang Hiroshima dan Nagasaki, Jepang. "Jadi kita berharap jangan sampai ini digunakan," kata Fadli.
Untuk menghindari serangan nulir dari Rusia, Fadli menilai seharusnya semua pihak bisa duduk bersama untuk menyelesaikan permasalahan yang ada.
Pemerintah Indonesia, menurut Fadli, bisa mengambil bagian untuk menyelesaikan konflik tersebut. Menurutnya, Kamenterian Luar Negeri RI bisa membentuk task force yang berisi berbagai macam pihak dan masyarakat sipil untuk memulai langkah diplomasi dengan Rusia.
"Harus ada jalan tengah, dicari penyelesaian. Karena ujung semua konflik dan ujung semua perang itu pasti dialog dan diplomasi," ujarnya.
"Indonesia sebagai negara keempat dari sisi penduduk terbesar bisa menjalin itu, dan itu harus intensif, harus membentuk semacam task force juga dari Kementerian Luar Negeri, dari berbagai pihak, dari civil society, saya kira bisa menjemput bola itu," sambungnya.
Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin merespons pernyataan sejumlah pejabat tinggi negara-negara NATO yang mengancam akan menggunakan senjata penghancur massal atau nuklir kepada Rusia.
Dalam pidatonya yang dirilis pada Rabu (21/9/2022), Putin membalas pernyataan para perwakilan tinggi negara-negara NATO.
Dia mengatakan Rusia juga memiliki senjata yang lebih menghancurkan dari negara-negara NATO. Bahkan, jelas dia, senjata tersebut lebih modern dibandingkan negara yang dimiliki oleh tetangganya.
"Jika keutuhan wilayah negara kami terancam, kami pastikan bakal kerahkan semua kekuatan untuk melindungi rusia dan warga kami. Ini bukan gertakan," tegas dia.