Diusulkan Jadi Cagub DKI, Risma: Aku Ndak Tertarik Jabatan
ERA.id - Menteri Sosial Tri Rismaharini mengaku tak tertarik dengan jabatan tertentu. Hal ini menanggapi usulan dirinya maju sebagai calon gubernur (cagub) DKI Jakarta pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) 2024.
"Aku ndak pernah tertarik sama jabatan," kata Risma di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Kamis (22/9/2022).
Risma mengaku, tawaran menjadi salah satu kandidat cagub DKI pernah menghampirinya saat Pilgub 2017, saat itu dia masih menjabat sebagai wali kota Surabaya. Namun ditolaknya.
Bahkan, dia sengaja memperpanjang kunjungan kerjanya ke Paris, Perancis hingga masa pendaftaran cagub DKI ditutup.
"Tahu ndak, yang periode (Pilgub DKI) sebelumnya ada yang nawarin saya pas lagi di Paris. Awalnya (kunjungan kerja) cuma tiga hari, tapi (saya perpanjang) jadi seminggu, tunggu sampai pendaftaran (Pilgub) DKI kelar," kata Risma.
Ketua DPP PDI Perjuangan menegaskan tidak pernah mau meminta suatu jabatan tertentu, sebab menjalani tugas sebagai pemimpin bukan hal yang mudah.
Lagipula, penunjukan untuk menjadi calon kepala daerah merupakan hak prerogatif Ketua Umum PDIP Megawati Soekanoputri.
"Memang itu prerogatif ketua umum, saya punya kepercayaan jabatan enggak boleh diminta," kata Risma.
Karena itu, dia tak ingin berandai-andai akan ditunjuk dan maju di Pilgub DKI 2024. Meski begitu, jika nantinya pun ditakdirkan kembali menjadi kepala daerah dia memastikan akan menjalankan tugasnya hingga akhir.
"Kalau saya tak minta dan dibenak saya tak ada keinginan, (tapi diberi amanah jadi kepala daerah) maka ya Allah, berikan saya kekuatan untuk menyelesaikan ini," ucap Risma.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengungkapkan, ada usulan untuk memajukan kader-kader terbaik partainya untuk berlaga pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta 2024.
Kader-kader terbaik yang dimaksud itu antara lain yaitu Menteri Sosial Tri Rismaharini dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokarasi (MenPAN-RB) Abdullah Azwar Anas. Keduanya juga merupakan mantan kepala daerah.
"Kemarin ada yang mengusulkan bu Risma, ada yang mengusulkan Pak Hendi, ada yang mengusulkan Pak Anas. Ini kan kepala-kepala daerah yang muncul dari bawah," kata Hasto.
Hasto mengatakan PDIP punya banyak nama tokoh kepala daerah. Mereka semua sudah terlatih dan tahan banting.
Bahkan, kepala daerah dari partainya kerap kali mendapat pelatihan. "Hanya PDIP yang bisa mengumpulkan kepala daerah yang bisa jadi kader partai seperti ini," ujarnya.