Program Kompor Listrik Dibatalkan, Pemerintah Tidak Ingin Tergesa-gesa Ambil Kebijakan
ERA.id - Pemerintah membatalkan program kompor listrik yang tengah diujikan. Alasan dari pembatalan ini karena pemerintah tak ingin mengambil kebijakan secara tergesa-gesa. Padahal, PT PLN (Persero) sedang menjalankan uji coba program ini.
Menteri Kordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan menjelaskan, pemerintah memiliki kekhawatiran, kebijakan konversi kompor elpiji ke kompor listrik yang diujicobakan kepada masyarakat miskin pelanggan PLN dengan daya 450 VA itu bisa menimbulkan, jika belum matang persiapannya.
Luhut menyebutkan, uji coba konversi kompor elpiji ke kompor listrik yang sebelumnya dijalankan oleh PLN menemukan suatu masalah yang pada akhirnya dianggap tidak mungkin untuk diteruskan lebih jauh.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, sebelumnya mengungkapkan, untuk menjaga kenyamanan masyarakat dalam pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19, program konversi kompor elpiji ke kompor listrik harus dibatalkan.
“PLN memutuskan program pengalihan ke kompor listrik dibatalkan. PLN hadir untuk memberikan kenyamanan di tengah masyarakat melalui penyediaan listrik yang andal,” jelas Darmawan.
Tarif listrik tidak naik
Darmawan juga sudah memastikan agar tarif listrik tidak naik. Melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), penetapan tarif listrik ini sudah ditetapkan Pemerintah.
“Tidak ada kenaikan tarif listrik. Ini untuk menjaga peningkatan daya beli masyarakat dan menjaga stabilitas ekonomi,” ia meneruskan.
Sedangkan Menteri Kordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto didampingi Menteri ESDM Arifin Tasrif, akhir pekan lalu menyebutkan program konversi kompor elpiji ke kompor listrik tidak akan dilaksanakan pada tahun ini. Terkait dengan anggaran yang disediakan, Pemerintah juga belum menyinggung pembicaraan tersebut.
Airlangga menjelaskan, bahwa program ini tidak akan diterapkan pada tahun 2022. Menurutnya, hingga saat ini pembahasan anggaran dengan DPR mengenai program tersebut belum dibahas dan belum disepakati.
Pandangan Pengamat tentang Batalnya Program Kompor Listrik
Pengamat energi mengeluarkan pendapatnya terkait pembatalan program konversi LPG 3 kg ke kompor listrik oleh PT PLN (Persero) karena banyaknya kritik yang dilontarkan berbagai pihak.
Dilansir dari salah satu sumber, Direktur Eksekutif Energy Watch, Mamit Setiawan, menjelaskan, rencana program tersebut terpaksa dibatalkan PLN secara masif karena adanya gejolak atau pertentangan di masyarakat.
Mamit mengungkapkan, sebenarnya PLN sudah memiliki kesiapan untuk mengonversi LPG 3 kg ke kompor listrik. Sebab, PLN sendiri sudah menjalani uji coba di dua kota, yaitu di Solo dan Denpasar.
"Kalau bicara siap, harusnya sudah siap. Program awal kan 300 ribu kompor listrik. Uji coba juga sudah dilakukan di dua kota, jadi sudah siap dari sisi teknis," jelas Mamit.
Meskipun demikian, Mamit khawatir pembatalan program konversi dari LPG 3 kg ke kompor listrik ini akan menambah bagi PLN untuk menanggung pasokan listrik yang berlebih (oversupply).
PLN sendiri, menurut Mamit, harus menanggung pembiayaan sebesar Rp3 triliun untuk pasokan listrik yang berlebih 1 GW per tahunnya. Jika oversupply menembus angka 7 GW, artinya PLN harus menyediakan Rp21 triliun per tahun. Anggaran sebesar itu tentunya membebani PLN, padahal dana tersebut dapat digunakan untuk keperluan lain yang lebih produktif.
Baca artikel-artikel dan informasi menarik lainnya, pantau terus kabar terbaru dari ERA, Media Terpercaya dan Pilihan Anda.