Jokowi Bilang Tolong dan Hati-Hati ke Kepala Daerah, Takut Ada Inflasi Pangan di Indonesia

ERA.id - Presiden Joko Widodo mengkhawatirkan kenaikan harga bahan makanan yang disebakan krisis pangan global.

Katanya pangan merupakan salah satu penyumbang angka inflasi di Indonesia per Agustus 2022. "Yang kita takuti sekarang ini adalah inflasi dari pangan, bahan makanan. Ini juga menjadi kontributor inflasi hingga Agustus ini," kata Jokowi dalam acara Pengarahan Presiden kepada seluruh Menteri/Kepala Lembaga, Kepala Daerah, Pangdam dan Kapolda di Jakarta, Kamis (29/9/2022).

Jokowi meminta kepala daerah untuk mulai memperhatikan sejumlah bahan pangan, seperti cabai, bawang, telur ayam, tomat, tahu, tempe, hingga beras.

"Urusan cabai merah, urusan bawang merah, urusan telur ayam. Hati-hati. Urusan tomat, urusan tahu, urusan mi instan, urusan tempe dan urusan beras. Hati-hati. Tolong barang-barang ini dilihat betul," kata Jokowi.

Dia lantas mencontohkan kenaikan harga cabai merah. Misalnya di satu provinsi harganya mencapai Rp45 ribu, lalu di daerah lain bisa naik dua kali lipat hingga Rp90 ribu.

Menurutnya, hal ini disebabkan karena kurangnya produksi, sehingga mempengaruhi pasokan ke daerah-daerah. Kepala daerah, kata Jokowi, harus mulai mendorong para petani untuk meningkatkan produksi cabai.

"Tugas saudara-saudara, bagaimana mengajak para petani untuk menanam ini. Kalau di daerah bapak ibu saudara-saudara sekalian harganya tinggi," kata Jokowi.

Kenaikan harga bahan pangan juga bisa diakali dengan menggunakan dana transfer umum dan belanja tidak terduga untuk meningkatkan produksi.

Contohnya, ketika harga telur ayam di Palembang naik, maka bisa saja mengambil dari daerah yang menjadi produsen telur ayam terbanyak seperti Bogor.

"Misalnya di Palembang harga telur naik, di Provinsi Sumatera Selatan harga telur naik misalnya, ya udah ambil saja telur dari Bogor, biarkan pedagang atau ditributor beli di Bogor. Tapi ongkos angkutnya ditutup oleh APBD, oleh provinsi, kabupaten ataupun kota," kata Jokowi.

Berdasarkan hitung-hitungannya, ongkos transportasi untuk mengangkut telur ayam dari Bogor ke Palembang hanya sebesar Rp10-Rp12 juta.

Hal yang sama juga bisa diaplikasikan untuk bahan pangan lainnya seperti bawang merah dan cabai.

"Hal-hal konkret seperti ini yang memang harus kita lakukan. Enggak bisa, sekali lagi saya sudah ngomong bolak-balik, enggak bisa lagi dalam situasi seperti ini kita hanya bekerja makro saja. Bekerja mikro juga enggak cukup. Tambah lagi harus detail, masalahnya akan ketemu, problemnya akan gampang disolusikan," pungkasnya.