Respons Coretan 'Polisi Membunuh Suporter Arema', Kapolda Sulsel: Kurang Pantas
ERA.id - Polda Sulsel terus mendalami kasus pelemparan bom molotov ke Pos Lantas dan aksi vandalisme di Kota Makassar, tepatnya yang berada di pertigaan Jalan Sultan Alauddin-A.P Pettarani pada, Minggu (2/10) malam.
Berdasarkan dugaan kepolisian, kasus ini buntut dari insiden banyaknya korban meninggal Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, beberapa waktu lalu. Pasalnya, selain pelemparan bom molotov, adapula vadalisme bertuliskan "Polisi Membunuh Suporter Arema".
Kasi Humas Polretabes Makassar, AKP Lando KS mengungkapkan, polisi telah membentuk tim khusus untuk mencari pelaku pelemparan bom molotov ini.
"Tim gabungan yang dibentuk oleh Kapolda Sulsel, Irjen Pol Nana Sudjana sampai saat ini tengah melakukan pengembangan," ungkap Lando saat dikonfirmasi oleh ERA, Rabu (5/10/2022).
Lando menambahkan, dalam pengembangan atau penyelidikan dalam kasus ini, tim gabungan telah memeriksa beberapa orang saksi dan mengamankan barang bukti.
"Barang bukti ada di TKP seperti ban bekas, spanduk dan dan lain sebagainya, sisa bakaran pelaku. Selain itu, tim gabungan mengambil keterangan dari beberapa orang saksi," jelas Lando.
Sebelumnya, Nana Sudjana menegaskan, untuk mengungkap kasus itu dan menangkap para pelaku pihaknya sudah membentuk tim khusus.
"Kami bentuk tim untuk menyelidiki (teror pos polisi dengan menulis kalimat polisi pembunuh supporter Arema di Makassar)," kata Nana Sudjana kepada wartawan, Senin (3/10/2022) malam .
Nana beranggapan, tulisan yang menyebut polisi pembunuh tersebut dianggap tidak pantas. Apalagi tragedi tersebut juga bukan terjadi di wilayah hukumnya, melainkan di Malang, Jawa Timur.
"Karena itu ada tulisan yang kurang pantas. Karena kejadian juga bukan di Sulsel," tutupnya.