Edy Rahmayadi Pesan ke PSSI Terkait Tragedi Kanjuruhan: Ikuti Statuta FIFA
ERA.id - Hingga kini korban jiwa dalam tragedi Kanjuruhan dilaporkan mencapai 131 orang, Rabu (5/10/2022). Tragedi itu membuat Indonesia berada di posisi kedua dalam sejarah kelam sepak bola dunia.
Jumlah korban yang terus bertambah mendapat sorotan dari mantan Ketua Umum PSSI 2016/2019, Edy Rahmayadi.
Edy Rahmayadi mengatakan tragedi itu tidak akan terjadi jika statuta FIFA benar-benar diterapkan. Gubernur Sumatera Utara (Sumut) itu lantas berpesan kepada PSSI agar mengikuti aturan statuta tersebut.
"Pesan kepada PSSI, ikuti aturan statuta, statuta sudah ada yang mengatur, dan statuta PSSI pun ikut menerjemahkan statuta dari FIFA. Kalau itu diikuti semua pasti semua akan clear. Tidak ada kepentingan-kepentingan lain," tegasnya.
Edy memastikan memahami betul aturan statuta FIFA itu ketika menjadi Ketua Umum PSSI. Mantan Pangkostrad itu mengaku sangat yakin tragedi itu tidak akan terjadi jika PSSI mengikuti aturan statuta tersebut.
"Saya tidak tahu kejadian yang pastinya di sana, karena kita jauh, ada di Sumatera Utara. Tapi, saya pernah Ketua PSSI, berusaha untuk mengikuti aturan itu. Kalau diikuti aturan yakinlah semua akan selesai itu. Ini yang perlu saya sampaikan," ujarnya.
Edy juga menekankan agar PSSI mengikuti statuta FIFA sebagai panduan melaksanakan Liga 1, Liga 2 dan Liga 3. Mantan Pangdam I/Bukit Barisan itu memastikan statuta FIFA menjadi arahan semua klub sepak bola di dunia termasuk di Indonesia.
Sementara, saat disinggung pihak yang bertanggung jawab atas tragedi Kanjuruhan, Edy enggan berkomentar lebih jauh. "Ini pertanggungjawabannya adalah situasional," pungkasnya.
Seperti diketahui, tragedi Kanjuruhan menjadi catatan kelam bagi sepak bola dunia maupun tanah air. Di mana dalam tragedi itu memakan korban jiwa sebanyak 131 orang.
Tragedi itu berawal saat Arema FC vs Persebaya Surabaya dalam lanjutan Liga 1 Indonesia di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022) malam. Laga berhasil dimenangkan tim tamu Persebaya dengan skor 2-3.
Sesaat pertandingan berakhir, suasana di dalam stadion mendadak mencekam setelah beberapa suporter masuk ke lapangan. Di sisi lain, ribuan penonton yang padat dan sesak di tribun terbuka mendapat tembakan gas air mata oleh petugas keamanan.
Dalam video yang beredar, ribuan penonton itu terlihat panik dan berdesak-desakan untuk menyelamatkan diri setelah kepulan asap gas air mata mengurung mereka di tribun. Pihak berwenang menyebut tindakan tersebut telah sesuai prosedur.
Sementara, FIFA dalam aturan Stadium Safety and Security Regulations, Pasal 19b melarang penggunaan senjata api dan gas air mata di dalam stadion. Hingga kini belum ada pihak yang mau bertanggung jawab atas tragedi Kanjuruhan.