Tugas dan Tanggung Jawab Ketua Umum PSSI yang Harus Dilakukan Erick Thohir

ERA.id - Erick Thohir ditetapkan sebagai Ketua Umum PSSI menggantikan Mochamad Iriawan atau yang akrab dipanggil Iwan Bule. Keputusan tersebut diambil setelah penyelenggaraan Pemilihan Pengurus dalam Kongres Luar Biasa Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (KLB PSSI) pada hari Kamis, 16 Februari 2023 kemarin. Adapun selama kepemimpinan Iwan Bule pada tahun 2019-2023, ada sejumlah kendala hingga pandemi COVID-19 yang berlangsung hampir dua tahun sehingga membuat program kerja tidak berjalan dengan semestinya. Hal inilah yang membuat Erick Thohir memiliki PR yang menumpuk sebagai Ketum PSSI. Simak tugas dan tanggung jawab Ketua Umum PSSI di bawah ini.

Erick Thohir (Foto via Twitter)

Tugas dan Tanggung Jawab Ketua Umum PSSI

Ketua Umum yang dipilih akan merealisasikan sejumlah tugas dan tanggung jawab sesuai dengan Statuta PSSI tahun 2019 pasal 42. Ketua Umum memiliki tanggung jawab dalam hal berikut:

  1. Menjalankan keputusan yang dikeluarkan oleh Kongres PSSI dan Komite Eksekutif lewat Sekretariat Jenderal.
  2. Memastikan fungsi efektif Badan PSSI agar dapat meraih tujuannya seperti yang diatur dalam Statuta PSSI.
  3. Melakukan pengawasan terhadap pekerjaan yang dijalankan oleh Sekretariat Jenderal
  4. Menjaga hubungan baik antara PSSI dan para Anggota PSSI, FIFA, AFC serta Badan Pemerintahan dan Organisasi lain.

Tugas dan Tanggung Jawab Erick Thohir

Sebagai Ketum PSSI yang baru, Erick Thohir memiliki tugas atau PR khusus berupa hal berikut:

Pelatihan Kualitas Wasit

Wasit kerap menjadi salah satu masalah terbesar dalam dunia sepak bola Indonesia. Dari pekan ke pekan, bahkan dari pertandingan ke pertandingan, selalu muncul kontroversi dari kepemimpinan wasit pada Liga 1.

Banyak wasit Indonesia seperti tidak memiliki kecakapan dan integritas untuk memimpin pertandingan. Hal itu disebabkan oleh kelalaian penentuan keputusan mengenai hal-hal dasar seperti offside. Kurangnya pelatihan dari PSSI diyakini sebagai penyebab utama, apalagi tidak pernah ada evaluasi kinerja wasit.

Jadwal Kompetisi

Jadwal kompetisi sering menjadi permasalahan dari musim ke musim Liga Indonesia. Pada umumnya, jadwal diumumkan hanya beberapa pekan mendekati kick off, belum lagi dengan izin keramaian yang sulit didapatkan.

Izin keramaian itu pun makin sulit diberikan setelah adanya Tragedi Kanjuruhan yang mengorbankan 135 korban jiwa. Jadwal kompetisi yang sudah ditentukan PT Liga Indonesia Baru selaku operator juga kerap berubah-ubah.

Oleh sebab itu, PSSI memiliki tugas untuk membuat dan menjamin jadwal kompetisi agar dapat dilaksanakan dengan baik. PSSI harus mampu meyakinkan polisi bahwa izin harus tetap dikeluarkan dengan tingkat pengamanan yang lebih diperketat.

Kantor PSSI

PSSI tergolong sebagai organisasi miskin karena hingga saat ini tidak memiliki kantor sendiri walaupun ada sumber pemasukan. Selain itu, PSSI juga tidak mempunyai training center untuk Timnas Indonesia. Selama bertahun-tahun, PSSI bergantung pada PPKGBK untuk merawat salah satu lapangan yang berlokasi di komplek olahraga.

Situasi tersebut menjadikan pelatih asing yang didatangkan PSSI mengeluh. Pada awal kedatangannya, pelatih-pelatih tersebut terkejut karena PSSI tidak memiliki fasilitas penunjang untuk mencetak prestasi Timnas Indonesia.

Selama bertahun-tahun ini, PSSI lebih mengambil jalan pintas menjalani pemusatan latihan di luar negeri. Untuk biaya yang menggelontorkan miliaran rupiah itu dananya tersedia, tapi untuk membangun lapangan latihan dananya nihil.

Kursus Pelatih

Masalah PSSI berikutnya adalah jumlah pelatih yang masih sangat minim untuk jutaan potensi pemain. PSSI pernah menggenjot kursus kepelatihan wasit pada era Edy Rahmayadi, tapi jumlahnya menurun tajam di era Iriawan karena alasan pandemi COVID-19. Namun, setelah pandemi menurun, jumlahnya masih belum naik.

Di bawah kepengurusan Iwan Bule, baru diselenggarakan satu kali kursus Pro AFC. Inilah yang membuat banyak pelatih tak mampu menangani klub profesional, apalagi klub kurang percaya pada pelatih lokal. Oleh sebab itu, PSSI harus bisa menggelar lagi kursus kepelatihan.

Perbaikan Kompetisi Usia Muda

Sejak era kepengurusan Edy Rahmayadi, PSSI sudah mengadakan Elite Pro Academy dari usia 15 hingga 19. Namun, jumlah kompetisi yang dipertandingkan sayangnya sangat minim.

Hal yang menjadi kendala adalah kekurangan biaya, terlebih belum semua klub kasta tertinggi memiliki tim usia muda. Sejumlah tim baru membentuk tim usia muda ketika ada kompetisi, dan membubarkannya seusai liga.

Kondisi klub yang tidak memiliki tim usia muda ini berhubungan dengan fakta klub yang tidak memiliki lapangan latihan sendiri. Ditambah lagi dengan klub yang belum menjadikan tim usia muda sebagai kewajiban sebuah tim profesional. Kondisi itu  juga diberlakukan untuk kompetisi sepak bola putri.

Demikianlah penjelasan mengenai tugas dan tanggung jawab Ketua Umum PSSI yang saat ini dipegang oleh Erick Thohir. Semoga ia bisa membawa PSSI ke arah yang lebih gemilang.

Ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Kalo kamu mau tahu informasi menarik lainnya, jangan ketinggalan pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…