Banjir Landa Tujuh Desa di Aceh Utara, Korban Banjir yang Mengungsi Capai 18.160 Orang
ERA.id - Bencana banjir yang melanda bagian wilayah Kabupaten Aceh Utara di Provinsi Aceh sejak Selasa (4/10) telah memaksa 5.104 keluarga yang terdiri atas 18.160 orang mengungsi menurut data Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA).
"Sementara, total korban mengungsi yang terdata sebanyak 18.160 jiwa dan tidak ada korban jiwa," kata Kepala Pelaksana BPBA Ilyas sebagaimana dikutip dalam keterangan pers Pusat Data dan Informasi BPBA di Banda Aceh dikutip dari Antara, Kamis (6/10/2022).
Ia mengatakan bahwa bencana banjir secara keseluruhan berdampak pada 6.667 keluarga yang terdiri atas 22.535 jiwa dan di antaranya ada 5.104 keluarga yang terdiri atas 18.160 orang yang harus mengungsi.
Menurut data BPBA, banjir melanda desa-desa di 12 kecamatan di wilayah Kabupaten Aceh Utara.
Banjir antara lain melanda tujuh desa di Kecamatan Paya Bakong, 15 desa di Kecamatan Lhoksukon, 25 desa di Kecamatan Matangkuli, 23 desa di Kecamatan Pirak Timu, delapan desa di Kecamatan Samudera, dan dua desa di Kecamatan Cot Girek.
Selain itu, banjir melanda empat desa di Kecamatan Tanah Luas, satu desa di Kecamatan Langkahan, tujuh desa di Kecamatan Dewantara, serta bagian wilayah Kecamatan Nisam, Muara Batu, dan Geuredong.
Menurut BPBA, banjir menyebabkan permukiman warga tergenang dan merendam sekitar 230 hektare lahan persawahan di wilayah Aceh Utara.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Aceh Utara berkoordinasi dengan pemerintah kecamatan dan kelurahan untuk menangani dampak banjir serta mendata korban dan kerusakan akibat banjir.
"Kondisi terakhir, di sebagian lokasi air mulai surut," kata Ilyas.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa wilayah Provinsi Aceh sudah memasuki musim penghujan dan meminta warga mewaspadai kemungkinan terjadi bencana alam seperti banjir dan tanah longsor saat hujan deras turun.
Menurut BMKG, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang berpotensi terjadi di wilayah Kabupaten Aceh Besar, Banda Aceh, Aceh Jaya, Pidie, Pidie Jaya, Aceh Utara, Simeulue, Aceh Singkil, Subulussalam, Sabang, Aceh Tamiang, Langsa, Gayo Lues, Aceh Tenggara, Nagan Raya, Aceh Barat Daya, Aceh Barat, dan Aceh Timur.