Di Hadapan Jokowi, Presiden IPU Ucapkan Duka Cita atas Tragedi Kanjuruhan: Kejadian ini Tidak Boleh Terjadi Lagi
ERA.id - Tragedi Kanjuruhan menjadi sorotan dalam pembukaan Parliamentary Forum and the 8th G20 Parliamentary Speakers Summit (P20).
Presiden Inter-Parliamentary Union (IPU) Duarte Pacheco menyampaikan duka cita yang mendalam atas tragedi tersebut.
"Kepada Bapak Presiden Indoensia (Joko Widodo) dan rakyat Indonesia, saya atas nama IPU menyampaikan duka cita yang mendalam atas tragedi yang terjadi beberapa waktu lalu di Indonesia," kata Duarte dalam pidatonya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (6/10/2022).
Duarte mengatakan, ratusan orang termasuk anak-anak meninggal dunia yang menjadi korban pada Tragedi Kanjuruhan. Menurutnya, pertandingan sepak bola menjadi momen yang membahagiakan bagi para penonton dan pendukung klub yang berlaga.
"(Pertandingan sepak bola) seharusnya menjadi momen kebahagiaan, namun berubah menjadi tragedi. Lebih dari 100 orang, termasuk anak-anak meninggal dunia," kata Duarte.
"Oleh karena itu Pak Presiden, dari hati kami yang paling dalam, kami turut berduka cita," ucapnya.
Duarte menegaskan, tragedi serupa jangan sampai terjadi lagi di masa mendatang. Tidak boleh ada lagi pertandingan olahraga yang berubah menjadi bencana.
"Ini tidak boleh terjadi lagi dalam agenda olahraga apapun," tegas Duarte.
Agenda P20 yang digelar pada 5-7 Oktober 2022 ini dibuka langsung oleh Presiden Joko Widodo.
Adapun tema yang dibahas pada Inter-parliamentary Forum P20 adalah tentang peran parlemen dalam memperkuat Multilateralisme di abad 21.
Seperti diketahui, pertandingan Liga 1 antara Persebaya vs Arema Malang pada Sabtu (1/10) malam berakhir menjadi tragedi. Berawal dari masuknya para supporter Arema Malang ke lapangan berujung pada sejumlah tembakan gas air mata oleh Polisi.
Celakanya, gas air mata itu ditembakan ke arah tribun membuat puluhan ribu penonton kalang kabut. Akibatnya, ratusan nyawa tak tertolong.
Terkini, jumlah korban meninggal mencapai 131 dan membuat kejadian tragis itu di posisi kedua insiden sepak bola terburuk di dunia.