Apa Itu Sosiopat? Berikut Gejala dan Bedanya dengan Psikopat
ERA.id - Sebagian dari kita mungkin tidak tahu, apa itu sosiopat. Istilah tersebut ditujukan pada seseorang yang hidup dengan gangguan kepribadian antisosial (ASPD) - seperti halnya psikopat.
Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5), yang digunakan oleh profesional kesehatan mental untuk mendiagnosis kondisi kesehatan mental, mendefinisikan ASPD sebagai pengabaian yang konsisten terhadap aturan, norma sosial, dan pelanggaran berulang terhadap hak orang lain.
Memahami Apa Itu Sosiopat
Orang dengan kondisi sosiopat mungkin tampak menawan dan karismatik pada awalnya, setidaknya di permukaan, tetapi mereka umumnya sulit memahami perasaan orang lain.
Sosiopat memiliki kecenderungan, melanggar aturan atau hukum, berperilaku agresif atau impulsif, merasa sedikit bersalah atas kerugian yang mereka sebabkan kepada orang lain, menggunakan manipulasi, penipuan, dan mengendalikan perilaku.
Baik sosiopat dan psikopat telah menjadi istilah yang dikenal baik di kalangan profesional kesehatan mental, tetapi keduanya tidak mewakili diagnosis resmi. Keduanya membawa banyak stigma, terutama bagi orang yang hidup dengan gangguan kepribadian.
Dengan demikian, sebaiknya hindari menggambarkan siapapun yang menunjukkan perilaku kekerasan atau manipulatif sebagai “sosiopat” atau “psikopat”, apalagi mendiagnosis diri sendiri menjadi salah satunya.
Sebaliknya, fokuslah pada perilaku dan tindakan tertentu. Daripada memberi label orang yang dominan sebagai sosiopat.
Para ahli pertama kali mulai menggunakan istilah sosiopat mulai tahun 1930-an. Namun perlu digaris bawahi jika sifat dan perilaku yang terkait dengan sosiopat terkait dengan faktor sosial dan lingkungan.
Apa perbedaan antara sosiopat dan psikopat?
Secara klinis, tidak ada perbedaan nyata antara sosiopat dan psikopat karena seorang profesional kesehatan mental tidak akan mendiagnosis salah satu dari keduanya.
Namun beberapa psikolog dan peneliti membuat perbedaan utama antara sosiopati dan psikopati. Tetapi istilah-istilah ini hanya menawarkan dua cara yang sedikit berbeda untuk memahami diagnosis ASPD.
Psikopati kadang-kadang dilihat sebagai perilaku yang lebih terencana. Perilaku tersebut mungkin tidak selalu berupa kekerasan, tetapi biasanya sudah direncanakan.
Robert Hare, psikolog yang menciptakan Daftar Periksa Psikopati (PCL-R), mendefinisikan sosiopati sebagai upaya melibatkan hati nurani, rasa benar dan salah, atau moralitas.
Akan tetapi seorang sosiopat memiliki rasa moralitas yang tidak sejalan dengan norma budaya dan sosial. Sebaliknya, orang dengan sosiopat sering membenarkan tindakan yang mereka akui sebagai "salah."
Singkatnya, orang dengan sosiopat mungkin memiliki sedikit empati dan kebiasaan merasionalisasi tindakan mereka, tapi mereka tahu perbedaan antara benar dan salah. Kemudian psikopat, menurut Hare tidak melibatkan rasa moralitas atau empati.
Penelitian dari tahun 2013 menunjukkan perbedaan antara psikopati dan sosiopat mungkin berhubungan dengan perbedaan di otak, termasuk volume materi abu-abu dan perkembangan amigdala.
Bagi orang-orang sosiopat, peningkatan fungsi neuron di bagian otak tertentu dapat menjadi faktor perkembangan beberapa rasa moralitas.
Apa saja tanda-tanda sosiopat?
Tidak ada daftar standar tanda-tanda sosiopat, tetapi tanda dan gejala ASPD mencakup pola ketidakpedulian yang terus-menerus terhadap orang lain. Sebagai contoh:
- abai pada norma dan hukum sosial. Contoh: melanggar peraturan di sekolah atau tempat kerja, melampaui batas-batas sosial, mencuri, menguntit, melecehkan orang lain, dan merusak properti.
- ketidakjujuran dan penipuan, termasuk menggunakan identitas palsu dan memanipulasi orang lain untuk keuntungan pribadi
- kesulitan mengendalikan impuls dan perencanaan untuk masa depan, atau bertindak tanpa mempertimbangkan konsekuensinya
- perilaku agresif atau diperparah, termasuk sering berkelahi atau konflik fisik dengan orang lain
- mengabaikan keselamatan pribadi, atau keselamatan orang lain
- kesulitan mengelola tanggung jawab, termasuk muncul di tempat kerja, menangani tugas, atau membayar sewa dan tagihan.
- sedikit atau tidak ada rasa bersalah atau penyesalan, atau kecenderungan untuk membenarkan tindakan yang berdampak negatif pada orang lain.
Kemudian orang dengan ASPD umumnya menunjukkan sedikit emosi atau minat pada kehidupan orang lain. Mereka mungkin memiliki ciri-ciri berikut:
- tampil sebagai arogan atau superior, dengan pendapat yang teguh
- gunakan humor, kecerdasan, dan karisma untuk memanipulasi
- tampak menawan pada awalnya, sampai kepentingan pribadi mereka menjadi jelas
- Orang dengan ASPD umumnya merasa sulit untuk mempertahankan persahabatan, hubungan, dan koneksi yang saling memuaskan lainnya.
Kesulitan orang sosiopat mungkin berasal dari sifat-sifat, seperti empati dan kecerdasan emosional yang rendah, kesulitan belajar dari kesalahan, kurangnya kepedulian terhadap keselamatan orang lain, kecenderungan untuk mengintimidasi dan mengancam untuk mempertahankan kendali.
Selain apa itu sosiopat, ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Kalo kamu ingin tahu informasi menarik lainnya, jangan ketinggalan pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…