Mencari Perspektif Waras untuk Lawan Politisasi Bencana

Jakarta, era.id - Duka yang meliputi terjadinya gempa Lombok pada Minggu (5/8) belum berakhir. Masyarakat di seluruh Nusantara, bahkan dunia terus bergerak memberi dukungan dan bantuan buat korban. Sayang, pergerakan nyatanya enggak cuma dilakukan oleh orang-orang baik. Segelintir manusia berpikiran sempit juga ikut bergerak.

Di antara begitu banyak pergerakan penuh pesan kebaikan, manusia-manusia jenis ini malah memolitisasi peristiwa bencana yang menurut data terakhir Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah menewaskan 105 orang. Mereka menyebut gempa Lombok sebagai teguran buat Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Muhammad Zainul Majdi alias Tuan Guru Bajang (TGB) yang pindah haluan politik.

Jadi, menurut mereka, gempa Lombok terjadi lantaran TGB mengubah haluan politiknya ke kubu PDI Perjuangan, meninggalkan poros koalisi yang dibentuk Partai Gerindra. Kedekatan Partai Demokrat --tempat TGB bernaung saat itu-- dengan Partai Gerindra disebut-sebut jadi alasan TGB menyeberang.

Keputusan TGB ini memang mengejutkan, sih. Sebab, kalau kamu ingat, pada Pemilu 2014 lalu, TGB merupakan bagian penting dari tim pemenangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa yang ketika itu diusung Partai Gerindra dan menjadi lawan dari kubu PDI Perjuangan yang mengusung Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla (JK).

Barangkali memang enggak bisa ditolak juga kekecewaan-kekecewaan yang timbul dari keputusan TGB saat ini. Tapi, tetap saja. Memolitisasi sebuah bencana adalah kebrengsekan yang enggak pantas dilakukan. Selain terdengar tolol, politisasi bencana adalah hal yang juga terasa mengingkari iman. Bukan begitu, saudara-saudara?!

Pandangan waras

Atau, sudahlah ya, kita tinggalkan saja pandangan teologis pandir mereka-mereka yang kepalang membusuk dalam pandangan sesat. Barangkali, ada baiknya kita cari pandangan yang lebih positif terkait bencana gempa Lombok ini.

Syukur, kami menemukan Husein Ja'far Hadar, seorang penulis filsafat keagamaan yang juga Direktur Study of Philosophy (Sophy). Lewat pandangan-pandangan keimanan dan keislaman Husein, kami menemukan semacam cahaya yang nampaknya dapat memandu kita semua yang bersedih --terutama para korban gempa-- untuk keluar dari keterpurukan.

Husein memaparkan sejumlah pandangan. Pertama, ia mengingatkan, dalam hadis telah dikatakan bahwa ujian yang menimpa seorang manusia --merujuk pada kisah sejumlah Nabi-- adalah bentuk kasih sayang Tuhan. Kedua, Husein mengingatkan betapa banyak orang suci (sufi) yang bersedih ketika terlalu lama enggak mendapat ujian.

Sebab, para sufi tahu, ketika ujian berhenti menghampiri seseorang, ketika itu juga ia kehilangan kesempatan untuk meningkatkan derajat dan menghapuskan dosa dari diri mereka. Ketiga, yang juga sangat penting untuk diresapi adalah: jangan-jangan bencana ini adalah jalan kembali buat bangsa ini merajut persatuan.

Coba saja, dalam dua hari ini, kata Gempa Lombok, Gempa Bali, atau pun Kota Mataram jadi kata kunci paling banyak dicari. Artinya, kepedulian soal bencana ini sangat besar. Belum lagi soal hashtag dukungan #PrayforLombokdanBali yang jadi trending sejak dua hari belakangan. Yang paling penting dari semuanya sih tergeraknya banyak orang untuk memberi bantuan kepada korban gempa di Lombok.

"Dari semalam kita terus mencari info di media dan saling bertanya untuk ketahui keadaan saudara kita di Lombok dan Bali, mendoakan, dan semua merasa sedih. Tak ada sekat agama, ras, dan lain-lain. Kita semua merasakan ikatan persaudaraan kemanusiaan," tulis Husein di akun Twitternya, @Husen_Jafar.

Kata ahli

Lagipula, otoritas dan para ahli telah mengungkap penyebab ilmiah terjadinya gempa 7 SR di Lombok. Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB bilang, gempa di Lombok adalah gempa yang berjenis dangkal, dengan episenter darat berkedalaman 15 kilometer pada 18 kilometer barat laut.

Kata Sutopo, gempa dangkal biasanya terjadi akibat aktivitas Sesar Naik Flores (Flores Arch Thrust) yang bangkit akibat deformasi batuan dalam mekanisme pergerakan naik. Dan soal wilayah Lombok yang jadi pusat gempa, Kepala PVMBG, Kasbani menjelaskan, Lombok dan sekitarnya adalah kawasan yang tersusun dari batuan vulkanik yang terdapat begitu banyak sesar.

Nah, ketika terjadi gempa, sesar-sesar itu akan aktif sehingga menimbulkan gerakan-gerakan yang berujung rekahan sesar. Dampaknya, tentu saja pada kerusakan bangunan, mulai dari retak sampai roboh.

Sutopo Purwo Nugroho (Foto: Diah/era.id)

"Daerah lombok dan sekitarnya, terutama daerah utara, itu mempunyai kerentanan menengah. Dia ada potensi untuk terjadi goncangan disitu sekitar 7-8 skala MMI, artinya ini bangunan-bangunan yang kualitas tidak bagus akan roboh," tutur Kasbani dalam konferensi pers di Jakarta.

Jadi, masih mau bertingkah tolol dengan mengaitkan sebuah bencana dengan agenda politik? Ingat saja pesan penutup Husein dalam kultwit-nya: Tak usah hiraukan mereka yg mengait-ngaitkannya dgn politik, azab, dan kebodohan-kebodohan itu. Mereka adalah ujian tambahan yg membuat dosa kalian makin terampuni dan derajat kalian makin diangkat di sisi-Nya.

Tag: viral anak nonton porno gempa