Mendag: Kedelai 99 Persen Impor, Harga Turun dari Negara Asal tapi Kurs Rupiah Melemah
ERA.id - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menyatakan Kementerian Perdagangan (Kemendag) mendiskusikan usul Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) soal kenaikan subsidi harga kedelai impor yang masih cukup tinggi di dalam negeri agar dapat stabil.
"Kita diskusi Gapkoptindo akan Rakernas. Ini memang khususnya kedelai ya, sebetulnya harga dunianya kan turun, tetapi pengirimannya itu kan 40 hari, jadi harga turun itu akan tiba Desember, Januari. Yang sekarang harga yang kemarin masih mahal," kata Zulkifli Hasan saat menghadiri pra rapat kerja nasional (Rakernas) Gakoptindo tahun 2022 di IICC Bogor, Jawa Barat dikutip dari Antara, Minggu (30/10/2022).
Dia mengungkapkan sebetulnya harga kedelai impor saat ini turun dari negara asal. Namun nilai rupiah terhadap dolar sedang melemah dari Rp14.500 menjadi Rp15.500 per dolar AS, sehingga tetap terasa harga masih tinggi.
"Tapi harga turun, rupiah kita juga kan melemah kursnya. Karena kan kedelai ini 99 persen impor. Oleh karena itu harganya Rp13 ribu per kilogram, ada yang lebih. Oleh karena itu, ini kan subsidinya Rp1.000, nah sekarang para pengusaha, Gakoptindo mengusulkan agar ada subsidi Rp2.000-Rp3.000," katanya.
Menurut Zulkifli Hasan, permasalahan harga kedelai impor kini mendapatkan jalan untuk berbagi subsidi bersama pemerintah daerah dengan adanya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 125 Tahun 2022 yang di dalamnya menetapkan cadangan pangan pemerintah (CPP) terdiri atas 11 komoditas.
Pangan pokok tertentu yang ditetapkan sebagai CPP meliputi beras, jagung, kedelai, bawang, cabai, daging unggas, telur unggas, daging ruminansia, gula konsumsi, minyak goreng, dan ikan.
"Nah tadi saya coba, kalau Rp1.000 memang sudah enggak nendang. Akhirnya kita bisa Rp2.000, nanti apakah dari pusat kan bisa dengan Perpres yang baru ini kan bisa juga dengan pemerintah daerah," jelasnya.
Mendag mengajak dalam situasi yang sulit di tengah inflasi atau kenaikan harga-harga secara umum, perlu ada gotong-royong bersama-sama pemerintah pusat, Gakoptindo dan pemerintah daerah agar rakyat dapat harga kedelai terjangkau, barangnya ada.
Kata dia, kalau harga kedelai impor sudah terlalu tinggi seperti saat ini, subsidi bisa berbagi dengan cara pemerintah pusat Rp1.000 sedangkan pemerintah daerah juga bisa Rp1.000 sehingga menjadi Rp2.000 agar harga bisa Rp11.000-an sampai kepada perajin tahu tempe.
"Kalau misalkan naik lagi, nanti kita coba lihat, apakah pemerintah pusat bisa Rp2.000, pemerintah daerah nanti berapa. (contoh) Kalau Denpasar itu wali kotanya bagus, kalau harga kedelai itu Rp10 ribu, kalau lebih dia subsidi oleh Wali Kota Denpasar, karena ada anggaran cadangan yang 2 persen itu bisa dipakai," katanya.