Nggak Gampang, Arief Muhammad Ceritakan Kesulitan dan Tantangan Menjadi Content Creator

ERA.id - Arief Muhammad berhasil menjadi content creator sekaligus entrepreneur yang sangat populer di Indonesia. Suami Tiara Pangestika ini menceritakan betapa sulitnya menjadi seorang content creator zaman sekarang ini.

Pria berusia 31 tahun ini mengatakan media sosial baru aktif dan mulai aktif ketika tahun 2016. Saat itu, muncul para content creator. Namun, artis juga ikut meramaikan membuat konten. Kehadiran artis tentunya menjadi saingan berat bagi content creator.

"Dulu baru memulai nggak ada namanya seleb ini, seleb itu. Tahunya seleb itu ya artis, ya 2016 itu sosial media baru rame kita bikin konten-konten," kata Arief Muhammad dalam acara konferensi pers TipTip, saat ditemui di Hotel Alila, SCBD, Jl Jendral Sudirman, Senayan, Jakarta Selatan pada Kamis (3/11/2022).

"Kita bikin content nggak kompetisi dari artis-artis terkenal. Itu bikin creator sekarang ribet karena saingan namanya dari platform yang punya fanbase dan modal lebih bikin konten," lanjutnya.

Arief Muhammad (Foto: Era.id/Adelia Hutasoit)

Selain itu, tantangan besar bagi content creator adalah harus mendapatkan traffic besar dan mempunyai fanbase supaya karya-karyanya tetap disukai.

"Teman-teman bikin konten bisa hidup dari dia bikin. Itu jadi problem sekarang. Dapat income harus ada traffic bessar, fanbase muncul dimana-mana. Jadi, kayak saling mengikat satu sama lain. Banyak orang bikin konten bagus, tapi nggak semua dari sosial media," ujar Arief Muhammad.

Arief Muhammad melihat tak sedikit ada yang mencoba menjadi content creator. Namun, orang tersebut langsung menyerah dan kembali lagi berjualan atau kerja kantoran.

"Mereka meluangkan waktu, tapi merasa nggak dapat apa-apa. Tapi, dia sudah mati-matian disitu. Akhirnya banyak teman yang realistis balik jualan aja, balik kantoran, karena nggak bisa bikin platform dibuat," ucap Arief Muhammad.

Menurutnya, seseorang yang serius jadi content creator harus dijadikan sebagai pekerjaan, bukan sekedar iseng-iseng. Selain itu, ia meminta content creator tak membuat konten yang tak bermanfaat dan membodohi masyarakat Indonesia.

"Kita ngomongin algoritma kalau punya privilege dan bikin konten, mereka nggak mikirin income. Dia merasa profesi, jadi nggak merasa. Ada yang mikir ngapain bikin bagus, mending bodoh biar jadi diundang TV," ungkapnya.

"Mereka mikir ya sudah terkenal dulu. Sekarang kalau mau terkenal harus viewers. Sekarang dibuat bodoh-bodoh dilakukan. Sekali dibuat, terkenal gampang bisa diusahakan. Tapi kita mau dikenal apa, kalau prank pasti prank terus. Kalau baju seksi jadi viewsnya berkurang. ini tricky dan tergantung personal branding." lanjutnya.