Orang Tua Mendiang Gabby Petito Ajukan Gugatan Rp700 Miliar ke Polisi Utah, Kenapa?

ERA.id - Orang tua mendiang Gabby Petito mengajukan gugatan sebesar USD50 juta atau sekitar Rp785 miliar ke Departemen Kepolisian Kota Moab, Kamis (3/11/2022). Gugatan ini diajukan lantaran polisi kota Moab dinilai lalai dan gagal menyelamatkan Gabby. 

Dalam gugatan yang diajukan oleh Nichole Schmidt dan Joe Petito, mereka berpendapat bahwa putri mereka akan hidup hari ini seandainya Departemen Kepolisian Moab tidak salah menangani interaksi mereka pada 12 Agustus 2021. Di mana saat itu Gabby dan tunangan Brian Laundrie berkelahi. 

“Tujuan dari gugatan ini adalah untuk menghormati warisan Gabby dengan menuntut pertanggungjawaban dan bekerja menuju perubahan sistemik untuk melindungi korban kekerasan dalam rumah tangga dan mencegah tragedi semacam itu di masa depan,” kata pengacara James W. McConkie, dikutip CNN, Jumat (4/11/2022). 

Gugatan tersebut menuduh departemen dan petugasnya gagal mengikuti hukum dan gagal melindungi Petito selama penyelidikan gangguan rumah tangga pada bulan Agustus 2021,  beberapa minggu sebelum Laundrie membunuhnya. 

Gugatan tersebut menyatakan bahwa petugas secara tidak tepat menetapkan Petito sebagai agresor utama dalam interaksi tersebut dan menyalahgunakan hukum Utah terkait kekerasan dalam rumah tangga. Ia juga menuduh departemen kepolisian gagal melatih petugasnya dengan benar dalam masalah ini.

“Kami merasa perlu membawa keadilan karena dia seharusnya dilindungi hari itu,” kata Nichole Schmidt. 

“Ada undang-undang yang diberlakukan untuk melindungi korban, dan undang-undang itu tidak diikuti, dan kami tidak ingin ini terjadi pada orang lain,” tambahnya. 

Menanggapi gugatan tersebut, pemerintah kota Moab membantah pihaknya betanggung jawab atas kemarian Gebby Petito. Pihaknya menyebut kemarian Gebby adalah tragedi yang menyakitkan. 

“Kematian Gabrielle Petito di Wyoming adalah tragedi yang mengerikan, dan kami merasakan simpati yang mendalam untuk keluarga Petito dan Schmidt dan kehilangan menyakitkan yang mereka alami. Pada saat yang sama, jelas bahwa petugas Departemen Kepolisian Kota Moab tidak bertanggung jawab atas pembunuhan Gabrielle Petito,” kata kota tersebut.

Lalu, kata kota Moab, petugas yang saat itu menjalani tugasnya bertindak demi kebaikan, rasa hormat, dan empati kepada Gabby. Pihaknya menekankan petugas saat itu tidak bisa meramalkan apa yang akan terjadi di masa depan. 

“Sebenarnya, pada 12 Agustus, tidak ada yang bisa meramalkan tragedi yang akan terjadi beberapa minggu kemudian dan ratusan mil jauhnya, dan Kota Moab akan dengan gigih membela terhadap gugatan ini,” ungkap kota itu. 

Lebih lanjut, pengacara keluarga Petito mengatakan legislatif seharusnya melihat hasil kematian Gabby.

September lalu, rekaman kamera tubuh dari pertemuan itu dirilis, menunjukkan Laundrie tidak terpengaruh serta Petito yang menangis, yang membela tindakan pacarnya yang berusia 23 tahun, mengatakan kepada polisi bahwa dia telah memukul wajahnya selama perkelahian mereka.

Dalam dokumen yang diajukan setelah insiden itu, polisi mengkategorikan seluruh panggilan itu sebagai "krisis kesehatan mental" daripada insiden kekerasan dalam rumah tangga.