Jika Sudirman-Adnan Berpaket di Pilgub Sulsel, Pakar Politik: Mereka Terlalu Kuat Dilawan
ERA.id - Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman (ASS) diisukan akan maju apada pertarungan pemilihan gubernur (Pilgub) Sulawesi Selatan.
Seperti Sudirman, beberapa nama juga dikaitkan bakal bertarung dalam perhelatan politik lima tahunan itu. Seperti Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan, Wali Kota Parepare Taufan Pawe, Ilham Arief Sirajuddin, dsb.
Meski begitu, beredar isu kalau Adnan dan Sudirman mencoba lebih melekatkan diri lagi. Terbukti, kemarin Pemprov Sulsel membuat mess besar di daerah Gowa. Beberapa tafsir muncul, kalau itu merupakan lobi politik terselubung.
Merespons itu, pengamat politik Universitas Hasanuddin Makassar, Andi Ali Armunanto mengatakan jika Adnan dan Sudirman berduet pada Pilgub Sulsel 2024 mendatang, pertarungan akan berakhir dengan tidak proporsional.
Mengapa demikian? Toh, Sudirman dan Adnan memiliki kekuatan politik yang dianggap seimbang. "Kalau benar ASS dan Adnan dipaketkan saya rasa pertarungan di Pilgub akan berakhir dengan tidak proporsional, artinya pasangan ini akan menjadi terlalu kuat untuk dilawan siapapun," kata Andi Ali Armunanto kepada ERA, Rabu (9/11/2022).
Apalagi menurutnya, lawan terkuat ASS adalah Adnan, dan sebaliknya pun begitu. Saat ini, dalam pandangannya, baru tiga nama yang bisa bersaing pada Pilgub Sulsel mendatang, yakni Andi Sudirman Sulaiman, Adnan Purichta Ichsan, dan mantan Wali Kota Makassar dua periode Ilham Arief Sirajuddin.
Ia menilai sisa-sisa calon gubernur nantinya, seperti Wali Kota Parepare, Taufan Pawe, mantan Mayor Jenderal TNI Andi Muhammad Bau Sawa Mappanyukki belum cukup mumpuni.
Bagaimana kalau Amran Sulaiman berpasangan dengan Adnan? Andi Ali Armunanto menegaskan dirinya tak bisa berspekulasi, sebab pilihan terbaik untuk Adnan yaitu Andi Sudirman Sulaiman.
"Walau Amran punya jaringan elite yang kuat di pusat dan dukungan pendanaan yang sangat besar, namun semua itu akan sia-sia kalau tidak mampu diaktualisasikan. Persoalannya adalah sosok Amran yang tidak merakyat. Walau basis koneksinya bisa dimanfaatkan untuk memobilisasi pemilih, namun faktor ketidakmerakyatan itu akan mempengaruhi hasil akhirnya," pungkasnya.