Tersandung Skandal Penjualan Senjata, Korea Selatan: Komitmen Kami Tidak Pasok Senjata ke Ukraina

ERA.id - Kementerian Pertahanan Korea Selatan meyakinkan bahwa Seoul tidak punya rencana untuk mengirim senjata ke Ukraina. "Tidak ada perubahan dalam komitmen pemerintah Korea Selatan untuk tidak memasok senjata ke Ukraina," kata kementerian itu dalam pernyataan pers, Jumat (11/11) seperti dilansir dari Sputnik.

Pernyataan itu menyusul laporan di media AS, Kamis (10/11) bahwa AS akan membeli 100.000 butir peluru artileri 155mm dari Korea Selatan dan mengirimkannya ke Ukraina. Korea Selatan mengklaim tidak mengetahui soal pengiriman amunisi ke Ukraina dan beranggapan bahwa AS adalah pengguna akhir.

"Untuk menebus kekurangan persediaan amunisi 155mm di AS, negosiasi sedang berlangsung antara AS dan perusahaan Korea untuk mengekspor amunisi," kata Kementerian Pertahanan Korea Selatan dalam pernyataannya.

Sebelumnya, pada akhir September, media Ceko juga melaporkan bahwa Seoul berencana untuk mengirim senjata senilai US$2,9 miliar ke Kiev melalui Republik Ceko. Pembelian senjata ini dibayar oleh AS.

Pada bulan Juli, Polandia menandatangani perjanjian dengan berbagai perusahaan pertahanan Korea Selatan, termasuk Hyundai Rotem, Hanwha Defense, dan Korea Aerospace Industries untuk pengiriman seribu tank K2, lebih dari 600 Howitzer K9, dan tiga skuadron jet tempur FA-50.

Minggu lalu, Polandia dan Korea Selatan kembali menandatangani kontrak senilai US$3,55 miliar untuk penjualan sistem peluncuran roket berganda K239 Chunmoo Korea Selatan (MLRS).

Polandia sendiri menjadi negara transit utama untuk pengiriman senjata NATO ke Ukraina, dan telah mengirimkan bantuan senjata senilai US$2 miliar ke Kiev, termasuk tank T-72, kendaraan tempur infanteri, artileri, peluncur roket, drone, dan berbagai amunisi. Belum dapat dipastikan apakah pasokan senjata dari Korea Selatan juga termasuk di dalamnya.