Puan 'Banjir' Kritik saat Kunjungi Itaewon, 'Lupa' ke Kanjuruhan, PDIP: Bukan Berarti Lebih Cinta Korsel daripada Indonesia
ERA.id - PDI Perjuangan buka suara perihal ramainya kritikan terhadap Ketua DPP PDIP yang juga Ketua DPR RI Puan Maharani saat mengunjungi memorial korban Itaewon di Korea Selatan beberapa waktu lalu.
Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPP PDIP Bambang Wuryanto menegaskan, pihak yang mengkritik itu tidak melihat konteks kedatangan Puan ke Korea Selatan.
"Ini kawan-kawan kalau enggak suka langsung komentar tanpa melihat konteks. Ke sana itu bukan untuk ke Itaewon, tapi dalam rangka penganugerahan gelar honoris causa," kata Bambang di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (14/11/2022).
Terkait absennya Puan ke Stadion Kanjuruhan yang juga memiliki kesamaan peristiwa seperti di Itaewon, Bambang menjelaskan bahwa Puan sebelumnya juga sudah beberapa kali menyampaikan ucapan duka cita, bahkan perhatian mendalam terhadap Tragedi Kanjuruhan.
"Kenapa tidak ke Kanjuruhan? Kemarin sudah ngomong, Komisi III juga sudah ngomong. Bukan kemudian lebih cinta Korea Selatan daripada Indonesia, you are wrong, anda salah," tegas Ketua Komisi III DPR RI itu.
"Ini mereka tidak meletakkan pada konteksnya, karena kita sudah sampai ke sana ya sekalian," imbuhnya.
Sebagai informasi, Ketua DPR RI Puan Maharani dan Ketua Umum PDI Perjungan yang juga Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri mengunjungi lokasi Tragedi Itaewon di Seoul, Korea Selatan pada Kamis (10/11).
Keduanya juga meletakkan karangan bunga di Memorial korban Tragedi Itaewon dan memanjatkan doa bagi para korban.
Setelah meletakkan karangan bunga, Puan dan Megawati menyusuri jalan di kawasan Itaewon. Mereka juga mendatangi gang yang menjadi titik pusat peristiwa memilukan pada 29 Oktober 2022 itu.
Di sisi lain, Puan maupun Megawati terpantau belum pernah mengunjungi Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur pasca tragedi pada 1 Oktober 2022 yang menewaskan ratusan orang.
Pimpinan DPR RI itu hanya menyampaikan ucapan duka cita dan desakan kepada pemerintah supaya Tragedi Kanjuruhan di usut tuntas.
Puan bahkan sempat tak sependapat dengan mayoritas fraksi di parlemen terkait pembentukan Panitia Khusus (Pansus) Tragedi Kanjuruhan. Dia meminta semua pihak menghargai Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) yang dibentuk pemerintah.
"Saya meminta kita hargai dulu tim independen yang sudah dibentuk oleh pemerintah," kata Puan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (4/10).
Menurut Puan, pembentukan Pansus bisa direalisasi apabila TGIPF sudah selesai mengungkap kasus di balik tragedi Kanjuruhan. Sehingga, tidak terjadi tumpang tindih kebijakan.
Selain itu, antara eksekutif dan legislatif nantinya jika bisa sejalan dalam meminta pertanggungjawaban pada pihak-pihak terkait.
"Setelah itu wacana atau inisiatif tersebut (Pansus Tragedi Kanjuruhan) akan kita tindaklanjuti, supaya seiring sejalan untuk bisa meminta pertanggungjawaban," kata Puan.