Kupas Tuntas Perkembangan Medsos yang Sulit Terprediksi, Edho Zell: Kaget Tiba-tiba TikTok Meledak

ERA.id - Meski tak lagi berprofesi sebagai YouTuber, bukan berarti Edho Zell meninggalkan media sosial. Ternyata, Edho Zell masih berkecimpung dalam dunia digital.

Edho Zell mengatakan bahwa perkembangan sosial media tidak bisa diprediksi, salah satunya TikTok. Semakin diamati, perkembangan media sosial tetap saja membuatnya terkejut.

"Siapa yang tahu tiba-tiba TikTok meledak, dulu kan orang 'apasi TikTok jamet, alay' tapi tiba-tiba kok bisa bisnis, bisa live shoping. Jadi kecepatan digital mengagetkan sih," ucap Edho Zell dalam konferensi pers Social Bread Hadirkan Creator Hub di The Breeze BSD City, Senin, (21/11/2022).

Cepatnya perkembangan media sosial, memacunya harus terus update. Suami dari Laura Natalia Suciadi itu mengaku, ada jarak antar generasi yang membuat Edho cukup kaget, dengan cara  anak zaman sekarang memilih trend sosial media.

"Tapi saya tetap harus walk the talk, jadi saya tetap harus bikin konten, agar saya tahu lingkungan sosial media seperti apa. Saya biasanya buat konten di TikTok, Instagram Reels, dan YouTube Shorts," tuturnya.

"Kadang-kadang saya mikir 'ini apasih konten aneh banget' eh ternyata malah viral. Ya karena saya saja yang konten kreator beda generasi sama temen kreator yang gadget-gadget ini, tidak mengerti komedinya mereka," lanjutnya.

Pria yang juga merupakan CEO & CO-Founder Social Bread ini menceritakan, salah satu alasan berhenti menjadi YouTuber.

"Beberapa orang yang sudah tahu, memang saya sudah berhenti YouTube dari 2 tahun lalu untuk konsentrasi di Social Bread," ucap Edho Zell,

Dia juga memberikan tips untuk konten kreator, untuk tidak mengkotak-kotakan target market. Lebih fokus kepada passion.

"Kalau saya, dorong untuk konten kreator jangan menentukan market. Lebih baik tentukan passion, karena setiap hobi pasti ada orang yang punya hobi yang sama dengan kita, seaneh apapun," katanya.

Edho Zell juga membakli para konten kreator untuk menjalin hubungan soslal di komunitas, sebagai bentuk mengindari hate komen.

"Cari komunitas, jika kamu dapat hate komen tapi kamu sendiri, pasti ngerasa down. Tapi kalau gini, kita punya komunitas, yang meraskan hate bukan kamu doang," tutup Edho Zell.