Tanda Serangan Stroke Berulang, Faktor Risiko, dan Cara Mencegahnya
ERA.id - Stroke merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia. Penyakit ini sebenarnya bisa dicegah. Hal tersebut perlu dipahami, apalagi mengingat adanya peluang munculnya tanda serangan stroke berulang.
Stroke berulang termasuk hal yang belum bisa dihindari. Di Amerika Serikat, kasus tersebut terjadi hingga 25% dari hampir 800.000 kasus stroke per tahun. Secara umum, serangan stroke berulang terjadi pada serangan iskemi transien atau transient ischemic attack (TIA).
Faktor Risiko Serangan Stroke Berulang
Beberapa hal menjadi hal yang bisa menyebabkan serangan stroke kembali berulang. Dikutip Era dari Aidohealt, berikut ini faktor-faltor yang bisa memicu serangan stroke berulang.
· Hipertensi
· Gula atau diabetes melitus
· Tingginya kadar lemak dalam darah
· Apneu tidur obstruktif
· Kebiasaan merokok
· Konsumsi alkohol
· Sindrom metabolic
· Aktivitas fisik sedenter
Cara Mengenali Gejala Umum Stroke pada Penderita
Berikut ini adalah beberapa gejala yang bisa dikenali untuk mencegah kondisi stroke semakin buruk.
· Mulut tertarik ke salah satu sisi, tersedak atau sulit menelan air secara tiba-tiba.
· Tiba-tiba sulit berbicara. Ketika berbicara juga sulit dipahami dan tidak nyambung.
· Kebas atau kesemutan pada separuh tubuh.
· Nyeri kepala yang hebat mendadak, tidak dirasakan sebelumnya.
· Gangguan fungsi keseimbangan yang menyebabkan penderita merasa berputar dan sulit mengoordinasikan gerakan.
· Pandangan mengabur mendadak (salah satu mata).
Mencegah Serangan Stroke Berulang
The American Heart Association (AHA) dan Amercan Stroke Association (ASA) membuat pedoman pencegahan serangan stroke berulang pada penderita stroke atau TIA. Pedoman tersebut melingkupi terapi pengobatan dan menurunkan faktor risiko.
· Manajemen hipertensi
Hal yang direkomendasikan untuk mencegah serangan stroke berulah dan gangguan pembuluh darah adalah menurunkan tekanan darah. Targetnya disesuaikan dengan kondisi masing-masing penderita, tetapi manfaat akan terasa jika penurunan tekanan darah terjadi setidaknya 10/5 mmHg dan tekanan darah normal <120/80 mmHg.
Modifikasi gaya hidup dianjurkan untuk mendukung program tersebut, seperti pembatasan konsumsi garam harian; program penurunan berat badan (sampai kisaran ideal); peningkatan konsumsi sayur, buah-buahan, dan produk susu rendah lemak; pembatasan konsumsi alkohol; serta peningkatan aktivitas fisik, terutama aerobik.
· Manajemen gula darah dan lemah
Penderita diabetes disarankan mengontrol kadar gula darah dan lemak agar berada di batas normal. Orang yang menderita stroke disarankan mengurangi kolesterol LDL, setidaknya 50% atau mencapai kadar <70 mg/dL.
Penderita aterosklerosis mungkin juga butuh konsumsi obat statin. Kontrol kadar gula darah dan lemak perlu dibarengi peningkatan aktivitas fisik, perbaikan diet, dan penggunaan obat-obatan (jika dibutuhkan).
· Meningkatkan aktivitas fisik
Penderita TIA disarankan melakukan aktivitas fisik setidaknya 30 menit/hari dengan olahraga berintensitas sedang. Olahraga tersebut bisa meningkatkan denyut jantung dan pengeluaran keringat.
Dalam seminggu, aktivitas fisik disarankan minimal tiga kali dalam seminggu. Untuk stroke berat dan memicu disabilitas, olahraga perlu diiringi arahan dan pemantauan yang dilakukan oleh ahli rehabilitasi jantung.
· Konsumsi obat antiplatelet
Ada beberapa obat antiplatelet yang dianjurkan, seperti aspirin, tiklopidin, klopidogrel, dan kombinasi dari aspirin/dipiridamol. Beberapa jenis obat tersebut bisa membantu menurunkan risiko stroke sampai >20%. Ketika memilih obat, Anda perlu perlu berkonsultasi dengan dokter, mempertimbangkan kondisi kesehatan masing-masing penderita stroke.