Arti Wong Kito Galo Sebagai Cara Bersikap Masyarakat Palembang

ERA.id - Arti wong kito galo dalam Bahasa Palembang tidak sekadar bermakna sebutan dari orang Palembang untuk sesamanya. Meskipun secara harfiah “wong” berarti orang, sedangkan “kito” berarti kita kemudian “galo” bermakna semua.

Perlu diketahui, orang Palembang memiliki kebiasaan memanggil satu dengan yang lain dengan sebutan wong kito (artinya: orang kita). Panggilan tersebut sekaligus yang selalu membedakan entitas mereka dari kelompok lain di luar Palembang.

Sebagai contoh ketika ada sesama orang Palembang bercakap-cakap. Si A bertanya "Siapo dio?" (Siapa dia?), lalu Si B akan memjawab, "Wong P'lembang jugo. Wong kito galo." (Orang Palembang juga. Orang kita semua.).

Dengan demikian, ketika ada seseorang mendapatkan pengakuan sebagai bagian dari “wong kito galo”, maka orang tersebut juga akan menjadi mudah diterima oleh orang-orang lain di kelompoknya.

Memaknai Akar dari Arti Wong Kito Galo

Arsip-Pengunjung menikmati pemandangan disepanjang sungai Musi dengan menggunakan sarana transportasi air Speedboat.  (Foto Antarasumsel.com/Aw)

Salah satu blogger bernama Anita melalui laman pribadinya Nita Story menjelaskan soal asal-usul dan arti wong kito galo secara mendetail.

Wong kito galo adalah peleburan dari tiga budaya di antaranya Melayu, Jawa dan Cina. Kata “Wong” adalah berasal dari bahasa Jawa. Hal tersebut dijelaskan dari para pemimpin terakhir orang Palembang sebelum penjajahan menganut paham feodalisme.

Perlu diketahui, Kesultanan Palembang Darussalam adalah orang yang berasal dari Jawa. Sementara itu, kata Palembang yang langsung merujuk nama tempat memiliki sejarah yang diambil berdasarkan kronik Tiongkok, yakni kata Pa-lin-fong.

Pa-lin-fong ada dalam buku Chu-fan-chi yang ditulis oleh Chou-Ju-Kua (pada tahun 1178). Kemudian terdapat gaya bahasa saat menyebutkan “Wong Plembang” dengan irama dan logat Melayu yang berayun akan langsung kentara.

Jika orang Palembang menyebut entitas mereka sebagai Wong Palembang, maka di tempat lain (orang Palembang di luar Palembang) lebih suka menyebut diri mereka sebagai Wong Kito atau bahkan Wong Kito Galo.

Orang Palembang Tidak Mau Disebut “Wong Kito Galo”

Namun terdapat fakta menarik yang menyatakan jika orang Palembang “asli” tidak bisa menerima sebutan wong kito galo.

Wong kito galo pada awalnya hanyalah istilah dan celotehan yang kemudian menjadi populer. Menurut budayawan RM Ali Hanafiah, bahkan Sultan Iskandar Mahmud Badaruddin bahkan menyatakan jika Wong Kito bukan sebutan untuk orang Palembang dan menyatakan jika orang Palembang sebutannya cukup Wong Plembang saja.

Kemudian untuk pendefinisian siapa sesungguhnya Wong Palembang, RM Ali Hanafiah menyatakan bahwa ada tiga hal yang bisa membuat seseorang itu bisa disebut sebagai orang Palembang, yakni dari garis keturunan, domisili, dan perkawinan.

Sementara itu, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Palembang menjelaskan jika ungkapan Wong Kito Galo lebih mengarah pada sikap yang menunjukkan adanya rasa kebersamaan, kekeluargaan, dan keharmonisan.

Istilah tersebut sekaligus memperkenalkan kerumunan atau komunitas yang juga menjadi bagian kekitaan (orang Palembang). Adanya kerumunan tersebut seseorang akan merasa nyaman dan tenang, sehingga mereka tidak akan memberikan masalah dan akan mendukung.

Dengan demikian, orang Palembang senang berpihak secara terbuka dan hal tersebut menjadi sikap umum yang diambil. Penggunaan istilah Wong Kito dengan demikian memiliki arti sebagai pihak kita atau keluarga kita.

Selain arti wong kito galo, ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Kalo kamu ingin tahu informasi menarik lainnya, jangan ketinggalan pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman