Susunan Acara Ngunduh Mantu yang Umum Dilakukan di Jawa
ERA.id - Masyarakat nusantaran khususnya Jawa memiliki rangkaian upacara pernikahan yang kompleks, salah satunya adalah prosesi “ngunduh mantu”. Lantas apa bedanya acara tersebut dengan resepsi dan apa saja susunan acara ngunduh mantu?
Setelah akad nikah dan resepsi pernikahan di tempat mempelai wanita, biasanya akan ada acara ngunduh mantu di tempat pria. Acara tersebut merupakan tradisi yang membuat momen pernikahan terlihat spesial dan juga unik.
Apa Itu Ngunduh Mantu?
Tidak hanya menjadi prosesi acara pernikahan orang Jawa, biasanya adat Sunda juga menerapkannya. Namun perlu diketahui, acara ngunduh mantu bukanlah kewajiban tetapi banyak orang yang tetap menyelenggarakannya.
Frasa “Ngunduh Mantu” sendiri berasal dari Bahasa Jawa yang berarti panen atau memanen. Sementara “mantu” berarti menantu. Dengan demikian, ngunduh mantu berarti memanen mantu.
Secara sederhana ngunduh mantu dapat dimaknai pesta lanjutan yang menjadi ajang perkenalan pengantin wanita di keluarga pengantin pria ke para tetangga dan kerabat.
Menariknya prosesi ngunduh mantan antara daerah dengan daerah lainya di Jawa akan memiliki beberapa perbedaan. Namun secara umum prosesi ngunduh mantu tidak akan berbeda jauh.
Kapan Dilakukan, dan Bagaimana Susunan Acara Ngunduh Mantu?
Biasanya ngunduh mantu dilakukan pada hari kelima setelah hari pernikahan. Meskipun biasanya dilakukan dengan sederhana, namun tidak jarang acara ini berlangsung sama meriahnya dengan hari pernikahan dan akad.
Ngunduh mantu dalam adat Jawa memiliki prosesi yang cukup panjang. Berikut ini beberapa prosesi tersebut:
Pangombyong
Pangombyong adalah momen ketika pengantin, orang tua dan keluarga yang akan mengantar sudah bersiap untuk melakukan prosesi ngunduh mantu. Biasanya pada prosesi ini semua sudah merias wajah dan menggunakan baju pengantin.
Pangombyong berarti pengiring adalah bagian awal dari dimulai acara ngunduh mantu. Adatnya kedua pengantin akan pergi meninggalkan rumah orang tua pengantin wanita, dan diantar oleh rombongan pengiring.
Adapun rombongan pengiring pengantin terdiri dari keluarga besar, kerabat, hingga tetangga. Kemudian setibanya di rumah mempelai pria rombongan akan disambut dengan Gendhing Boyong Pengantin.
Imbal Wicara
Setelah rombongan pangombyong tiba di rumah pengantin pria kemudian dilanjutkan dengan prosesi Imbal Wicara yang berupa berupa dialog dari keluarga pengantin wanita kepada keluarga pengantin pria.
Prosesi ini memiliki maksud menyerahkan pengantin dan kedua pengantin akan diberi dua cangkir air minum (Ujukan tirto wening) yang akan diberikan dengan cara diminumkan oleh kedua orang tua pria.
Prosesi Ujukan tirto wening memiliki makna lambang kasih sayang orang tua. Kemudian air sendiri merupakan simbol dari harapan orang tua agar kedua pengantin kelak selalu diberikan kejernihan dalam berpikir.
Sindur Binayang
Acara dilanjutkan prosesi ayah dari pengantin pria akan menyampirkan kain sindur di pundak kedua pengantin. Ayah pengantin akan memegang bagian ujung kain yang kemudian menuntun keduanya hingga duduk di pelaminan. Prosesi ini disebut sebagai sindur binayang.
Pada prosesi sindur binayang, ibu pengantin pria akan mengikuti iring-iringan di belakangnya sambil memegang pundak kedua pengantin. Biasanya prosesi akan diiringi dengan alunan gending ketawang boyong basuki atau pelog barang.
Kemudian, saat di pelaminan pengantin dan orang tua akan berdiri sejajar sambil menyaksikan tari gambyong yang diteruskan dengan acara sungkeman.
Sambutan
Prosesi dilanjutkan dengan sambutan dan ucapan terimakasih dari perwakilan keluarga pengantin pria. Acara ini juga bisa dilengkapi dengan pembacaan doa sesuai dengan keyakinan bersama. Kemudian acara akan ditutup dengan makan bersama dan sesi foto.
Selain susunan acara ngunduh mantu, ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Kalo kamu ingin tahu informasi menarik lainnya, jangan ketinggalan pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…