Awan Panas Adalah Muntahan Gunung Berapi yang Berbahaya, Berapa Suhunya?

ERA.id - Sejak terjadi erupsi pada 4 Desember, aktivitas vulkanik Gunung Semeru belum menunjukkan tanda-tanda mereda. Awan panas adalah salah satu hal yang harus diwaspadai warga dari erupsi Semeru kali ini. Berdasarkan pantauan pagi tadi, tampak luncuran awan panas guguran (APG) sejauh 1 km dari puncak kawah Jonggring Saloko.

Dikutip Era dari Kompas, asap kawah dengan tekanan lemah berawarna putih terpantau membumbung 500 meter di atas kawah. Terpantau, letusan asap berwarna putih keabu-abuan setinggi ketinggian 500—700 m terjadi empat kali dan mengarah ke barat daya.

Masyarakat Diimbau Menjauh

Awan panas guguran (APG) Gunung Semeru pada 4 Desember 2022 (antaranews)

Tak hanya awan panas dan asap kawah, guguran lava pijar terpantau meluncur dari ujung lidah lava sejauh 300 m. Berdasarkan pengamatan seismograf Pos Pantau Gunung Api Semeru di Gunung Sawur, terjadi 29 gempa letusan dengan amplitido 11—22 mm berdurasi 386 detik.

Terkait bahaya awan panas Semeru dan lahar, petugas Pos Pantau Gunung Semeru, Mukdas Sofian, mengimbau masyarakat tidak melakukan aktivitas di sektor tenggara sejauh 17 km.

"Kawasan itu berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 19 kilometer dari puncak," terangnya.

Dia juga mengimbau masyarakat tidak melakukan aktivitas dalam radius delapan kilometer dari puncak Gunung Semeru sebab rawan lontaran batu (pijar).

"Status Gunung Semeru sudah dinaikkan sejak pukul 12.00 WIB kemarin menjadi level IV (awas), warga diminta untuk mengosongkan zona merah," terangnya.

Awan Panas dan Suhu Awan Panas Gunung Berapi

Awan panas dari gunung berapi harus diwaspadai, bukan hanya awan panas erupsi Gunung Semeru, tetapi juga dari gunung berapi lainnya. Wedhus gembel, sebutan lain dari awan panas, merupakan muntahan dari gunung berapi. Suhu awan ini sangat panas sehingga harus dihindari.

Dilansir ilmugeografi.com, suhu awan panas ada di kisaran 100 hingga 1.000 derajat Celsius. Dengan suhu setinggi itu, berbagai makhluk hidup yang dilewatinya bisa mati seketika.

Awan panas berupa aliran suspensi batu, kerikil, pasir, dan abu vulkanik yang keluar dari gunung berapi bersamaan dengan gas vulkanik. Aliran berisi berbagai komponen yang bergerak tersebut menyebabkan gumapan seperti awan yang jatuh.

Gumpalan bersuhu tinggi itu bergerak dari puncak gunung ke arah bawah. Awan panas bergerak sesuai dengan aliran sungai yang ada di sekitar gunung. Kecepatan atau daya luncurnya bergantung pada besaran daya dorong gas ke kepundan (kawah gunung berapi).

Jarak jangkau dan kecepatan awan panas juga dipengaruhi oleh tekanan gas, embusan angin saat awan tersebut keluar dari gunung, serta kemiringan lereng gunung.

Perlu diketahui, awan panas bisa keluar dari sisi mana pun di sekitar puncak gunung. Itulah yang menyebabkan semburan awan panas sulit diprediksi.

Itu terjadi karena gunung memiliki kawah lebih dari satu. Oleh sebab itu, melakukan prediksi di mana awan panas akan meluncur adalah hal yang sulit dilakukan.

Dampak Awan Panas atau Wedhus Gembel

Dampak dari awan panas atau wedhus gembel adalah kerusakan serius terhadap wilayah yang dilewatinya. Beberapa hal menjadi faktor dari hal terebut.

Pertama, suhu tinggi. Jika suhu awan panas mencapai 1.000 derajat Celsius, wilayah-wilayah yang dilewatinya akan hangus terbakar. Kedua, material berupan bebatuan. Bebatuan yang dibawa oleh awan panas akan mengancurkan berbagai hal yang diterjangnya.

Ketiga, material debu dan abu vulkanik. Debu dan abu vulkanik merupakan material lembut yang sangat berbahaya jika dihirup oleh manusia secara terus menerus.

Keempat, abu yang terbang. Angin bisa meniup abu dari gunung ke tempat yang jauh. Awan tersebut bisa membuat kondisi menjadi gelap dan kotor. Terkadang, material yang dibawa angin tidak hanya abu, tetapi juga pasir. Selain kotor, hal tersebut berbahaya jika terus-menerus terhidup.

Jadi, awan panas adalah hal yang harus diwaspadai ketika terjadi erupsi gunung berapi. Hal ini tak hanya berlaku bagi orang di sekitar puncak gunung, tetapi juga masyarakat di wilayah yang agak jauh sebab abu dan pasir bisa terbang terbawa angin.