Memaknai Apa Tujuan Perayaan Natal yang Sebenarnya
ERA.id - Umat kristiani selalu merayakan Natal setiap Desember. Cara merayakan Natal bisa beragam, baik yang sederhana maupun mewah. Namun, sebenarnya apa tujuan perayaan Natal?
Ini merupakan hal yang perlu dipahami dan direnungkan oleh umat kristiani. Secara umum, perayaan Natal dilakukan dengan misa, berbagai hadiah, pesta, dan makan bersama. Apakah hal-hal tersebut sudah cukup untuk merayakan Natal?
Mengenal Apa Tujuan Perayaan Natal Setiap Tahun
Perayaan Natal tidak hanya berisi pesta, suka cita, kuliner, dan hadiah. Ada hal lain yang perlu dilakukan dan ini adalah sesuatu yang penting bagi umat kristiani. Anda yang merayakan Natal perlu merenungi makna Natal yang sesungguhnya menurut Alkitab.
Perlu diingat lagi bahwa Natal merupakan momen spiritual umat kristiani untuk merayakan kelahiran Yesus. Kelahiran Yesus menjadi wujud kasih Tuhan kepada dunia.
Lukas 2: 4-19 memberikan penjelasan, "Demikian juga Yusuf pergi dari kota Nazaret di Galilea ke Yudea, ke kota Daud yang bernama Bethlehem, karena ia berasal dari keluarga dan keturunan Daud. Supaya didaftarkan bersama-sama dengan Maria, tunangannya, yang sedang mengandung.
"Ketika mereka di situ tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin, dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung. Lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan."
Dikutip Era dari CNN Indonesia, ramalan mengenai kedatangan Yesus telah ditulis oleh Yesaya dalam kisah perjanjian lama di Alkitab. Perayaan Natal yang dilakukan oleh umat kristiani sebenarnya merupakan perayaan suatu momen sejarah saat sebuah ramalan tergenapi.
Tanggal lahir Yesus yang sebenarnya tidak diketahui. Namun, dalam keyakinan umat kristiani, kehadiran Yesus di dunia memiliki maksud untuk menebus dosa umat manusia. Umat manusia akan tenggelam dalam dosa jika tidak ada Yesus.
Ini adalah hal yang penting bagi umat kristiani. Namun, esensi Natal kadang terpinggirkan oleh gegap gempita pesta sehingga Natal menjadi perayaan tahunan biasa. Natal akan menjadi lebih bermakna jika hari besar tersebut diisi dengan introspeksi.
Komunikasi Manusia dengan Tuhan
Manusia terkadang terlena dengan kehidupan di dunia sehingga lupa untuk membiasakan diri berkomunikasi dengan Tuhan. Ibadah dan doa yang hanya membutuhkan sedikit waktu terkadang tak dilakukan secara maksimal karena kesibukan duniawi.
Ironisnya, manusia terkadang tiba-tiba menjadi taat dan rajin berbicara dengan Tuhan melalui doa saat diliputi masalah, menginginkan sesuatu, atau membutuhkan sesuatu. Oleh sebab itu, Natal bisa menjadi momen yang tepat untuk memperbaiki diri agar lebih dekat dengan Tuhan.
Hal tersebut bisa dilanjutkan dengan tujuan rohani. Tak harus menjadi seorang pendeta untuk melakukannya. Umat kristiani bisa menjadi memulai dari hal sederhana, misalnya aktif dalam pelayanan gereja.
Melalui ketiagan tersebut, seseorang bisa terbiasa untuk berkomunikasi dengan Tuhan. Ketika umat kristiani telah memiliki komunikasi yang baik dengan Tuhan, itu menjadi tanda kedekatannya dengan Tuhan serta cara orang tersebut mengandalkan Tuhan untuk menjalani hidup.
Introspeksi Diri dan Merenungi Makna Natal
Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk memaknai kelahiran Yesus dan pengorbanannya adalah melakukan introspeksi diri. Umat kristiani bisa saling memaafkan atau saling bantu sebagai sesama manusia.
Natal perlu menjadi tonggak kebaikan, baik untuk dirinya sendiri, keluarga, maupun orang yang ada di sekitarnya. Jika Anda merasa selama ini masih tersesat, Natal bisa menjadi saat yang tepat untuk memperbaiki diri dan mendekatkan diri dengan Tuhan.
Dengan demikian, apa tujuan perayaan Natal yang sebenarnya bisa tercapai dengan baik. Seorang manusia bisa menjadi lebih baik ketika mau melakukan perubahan yang baik, bahkan jika itu adalah hal sederhana.