Psikologi Forensik adalah Kunci dari Penyelesaian Kasus Kejahatan, Ini Pengertian Menurut Ahli, Fungsi, dan Karier yang Dijalani

ERA.id - Jurusan psikologi forensik pada perkuliahan mungkin masih terdengar asing di Indonesia. Orang yang bekerja dalam bidang ini menggunakan keahlian psikologis yang diterapkan dalam sistem peradilan.

Saat ini semakin banyak pula program pascasarjana yang menawarkan gelar ganda dalam psikologi dan hukum, sedangkan program lainnya memberikan spesialisasi dalam psikologi forensik.

Psikologi forensik yang diterapkan dalam kasus Ferdy Sambo (Foto via Antara)

Beberapa psikolog menyandang gelar spesialis dalam psikologi forensik, tetapi sebagian besar merupakan psikolog berlisensi yang menyandang gelar Ph.D. atau Psy.D. Para tenaga profesional ini dapat meniti karier di bidang hukum pidana dan perdata.

Pengertian Psikologi Forensik Menurut Ahli

Psikologi forensik adalah bidang ilmu psikologi yang memadukan praktik psikologi dan hukum. Kata 'forensik' sendiri berasal dari bahasa Latin 'forensis', yang memiliki arti "forum," atau sistem pengadilan Romawi Kuno.

Bidang ini dimanfaatkan oleh penegak hukum atau pihak terkait untuk membongkar motif kejahatan, atau efek dari suatu tragedi kejahatan terhadap kejiwaan.

Untuk pengertian lebih lanjut terkait pengertian psikologi forensik, seperti yang diungkapkan oleh American Psychological Association atau APA, merupakan penerapan spesialisasi klinis kejiwaan (psikologis) ke dalam ranah hukum.

Dalam bukunya yang berjudul Forensic Psychology, Christopher Cronin mendefinisikan psikologi forensik sebagai penerapan spesialisasi klinis dalam lembaga hukum dan orang-orang yang selalu berhubungan dengan hukum.

Psikologi forensik dipercaya sebagai bidang khusus yang termasuk baru dalam psikologi. Secara resmi, pada tahun 2001, keilmuan ini diakui sebagai bidang khusus oleh American Psychological Association. Walaupun begitu, bidang psikologi forensik sebenarnya dilahirkan dari lab psikologi pertama Wilhelm Wundt di Leipzig, Jerman. Para filsuf dan ilmuwan sudah lama berupaya mencari tahu apa yang mendorong orang melakukan kejahatan, memiliki perilaku agresif, atau terlibat dalam perilaku antisosial.

Fungsi Psikologi Forensik

Disiplin ilmu psikolog forensik dapat diterapkan di banyak lingkungan hukum yang berbeda. Beberapa fungsi yang umumnya diberlakukan dalam psikologi forensik diantaranya evaluasi kompetensi, evaluasi risiko pelanggaran kembali, rekomendasi hukuman, kesaksian sebagai saksi ahli, dan evaluasi hak asuh anak.

Sedangkan fungsi lainnya adalah sebagai pisau bedah dalam penelitian akademis tentang kriminalitas, perlakuan terhadap pelaku kejahatan, konsultan penegak hukum, memberikan layanan psikologis untuk narapidana dan pelaku, persiapan saksi, atau strategi hukum, konsultan persidangan yang membantu pemilihan juri, dan juga merancang program pemasyarakatan.

Karier Psikologi Forensik

Melansir laman Chicago School of Professional Psychology, terdapat sekitar 12 karier psikologi forensik, antara lain:

  • Jury Consultant atau Konsultan Juri,
  • Police Consultant atau Konsultan Polisi,
  • Jail Supervisor atau Pengawas penjara,
  • Correctional Counselor atau Konselor Pemasyarakatan,
  • Federal Government Employee atau Pegawai Pemerintah Federal,
  • Victim Advocate atau Advokat Korban,
  • Licensed Professional Clinical Counselor atau Konselor Klinis Profesional Berlisensi.
  • Probation Officer atau Pengawas masa percobaan,
  • Crime Analyst atau Analis Kejahatan,
  • Forensic Research Psychologists atau Psikolog Riset Forensik,
  • Investigative Journalist atau Jurnalis Investigasi, serta
  • Forensic Social Worker atau Pekerja Sosial Forensik.

Demikianlah penjelasan tentang psikologi forensik, mulai dari pengertian menurut ahli, fungsi, serta karir yang dapat dijalani.

Ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Kalo kamu mau tahu informasi menarik lainnya, jangan ketinggalan pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…