Jika PPKM DIcabut, Bank Indonesia Yakin Pertumbuhan Ekonomi Capai 5 persen
ERA.id - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menilai rencana pencabutan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) oleh Presiden Joko Widodo pada akhir tahun ini akan berdampak positif terhadap perekonomian.
"Mobilitas manusia serta aktivitas ekonomi dan keuangan akan meningkat sehingga akan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk lebih baik, khususnya dari berbagai kegiatan konsumsi dari pemerintah," kata Perry dalam Pengumuman Hasil RDG Desember 2022 yang dipantau secara daring di Jakarta, Kamis (22/12/2022) dikutip dari Antara.
Dengan demikian, BI tetap akan mendukung koordinasi dan sinergi dengan pemerintah, dengan kebijakan moneter yang mendukung stabilitas serta kebijakan makroprudensial, kebijakan digitalisasi sistem pembayaran, kebijakan pendalaman pasar, serta kebijakan ekonomi dan keuangan inklusif untuk mendukung pertumbuhan.
BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022 akan berada pada titik tengah kisaran 4,5 persen sampai 5,3 persen, yakni tepatnya pada level 4,9 persen. Namun dengan pencabutan PPKM, Perry optimistis pertumbuhan ekonomi akan mencapai level 5 persen pada akhir tahun ini.
"Kami akan memantau dampak dari mobilitas setelah PPKM, karena konsumsi bisa terus meningkat," tuturnya.
Ia mengungkapkan saat ini pertumbuhan ekonomi domestik tetap baik. Permintaan domestik tetap berdaya tahan dipengaruhi oleh daya beli masyarakat dan keyakinan pelaku ekonomi yang tetap terjaga.
Perkembangan ini tercermin pada berbagai indikator November 2022 dan hasil survei BI terakhir, seperti keyakinan konsumen, penjualan eceran, dan Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur.
Sementara itu, kinerja ekspor diprakirakan tetap kuat, khususnya didorong ekspor batu bara, minyak sawit (CPO), besi dan baja, serta ekspor jasa, seiring permintaan beberapa mitra dagang utama yang masih kuat serta dampak positif kebijakan yang ditempuh pemerintah.
Secara spasial, lanjut Perry, kinerja positif ekspor ditopang terutama didorong Kalimantan, Sumatera, dan Sulawesi-Maluku-Papua (Sulampua), yang tetap tumbuh kuat.
"Pertumbuhan ekonomi yang tetap baik sejalan dengan perkembangan dari sisi lapangan usaha dimana sektor perdagangan besar dan eceran, industri pengolahan, serta transportasi dan pergudangan tumbuh cukup kuat," tambahnya.
Pada 2023, ia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi tetap kuat meskipun sedikit melambat sejalan dengan perlambatan ekonomi global ke titik tengah kisaran 4,5 persen sampai 5,3 persen.