Memahami Perbedaan Difabel dan Disabilitas, Nuansa Makna dan Pragmatik

ERA.id - Masyarakat umum tak jarang menggunakan kata disabilitas dan difabel untuk hal yang sama. Keduanya mengacu kepada keterbatasan seseorang dalam melakukan aktivitas, tetapi ada perbedaan difabel dan disabilitas.

Perbedaan dari disabilitas dan difabel berkaitan dengan nuansa makna sebab terdapat perbedaan makna yang sangat halus di antara kedua kata tersebut tetapi tak mudah untuk diungkapkan. Hal lain untuk melihat perbedaan kedua kata ini berkaitan dengan pragmatik atau penggunaannya. Oleh sebab itu, terkadang hal tersebut menimbulkan sentimen tertentu.

Mengenal Difabel dan Disabilitas

Hal awal yang bisa kita lakukan untuk melihat perbedaan dari kedua istilah ini adalah makna leksikal masing-masing. Berdasarkan KBBI, disabilitas memiliki beberapa makna.

Makna-makna disabilitas antara lain keadaan (seperti sakit atau cedera) yang merusak atau membatasi kemampuan mental dan fisik seseorang; keterbatasan fisik, intelektual, mental, dan/atau sensorik dalam jangka waktu lama sehingga mengalami hambatan dan kesulitan dalam berinteraksi; dan orang yang memiliki keterbatasan fisik, intelektual, mental, dan/atau sensorik dalam jangka waktu lama sehingga mengalami hambatan dan kesulitan dalam berinteraksi dengan lingkungan, dan menyebabkan keterbatasan dalam melaksanakan tugas atau kegiatan sehari-hari. Sementara, difabel memiliki makna penyandang cacat. 

Atlet difabel Indonesia (web.kominfo.go.id)

Dikutip Era dari alodokter, secara umum disabilitas merupakan ketidakmampuan seseorang untuk melakukan aktivitas tertentu. Disabilitas memiliki beberapa jenis, berikut beberapa contohnya.

·         Disabilitas fisik, misalnya gangguan gerak yang menyebabkan penderitanya tidak mampu berjalan

·         Disabilitas sensorik, misalnya gangguan pendengaran atau penglihatan

·         Disabilitas intelektual, misalnya kehilangan ingatan

·         Disabiltas mental, misalnya fobia, depresi, skizofrenia, dan gangguan kecemasan

Sementara, difabel merupakan istilah yang lebih halus untuk menggambarkan kondisi seseorang yang mengalami disabilitas. Acuan dari istilah difabel adalah keterbatasan peran penyandang disabilitas dalam melakukan aktivitas sehari-hari akibat ketidakmampuan.

Orang yang disebut difabel bukanlah orang yang tidak mampu melakukan aktivitas tertentu, melainkan terbatas. Selain itu, kondisi yang dimiliki oleh difabel bisa diperbaiki atau diatasi dengan alat atau hal tertentu sehingga bisa beraktivitas dengan baik lagi.

Perbedaan Difabel dan Disabilitas

Berdasarkan KBBI, ada beberapa makna yang dimiliki dari disabilitas. Salah satunya berkenaan dengan makna dari difabel (mengacu kepada subjek), yaitu orang yang memiliki keterbatasan fisik, intelektual, mental, dan/atau sensorik dalam jangka waktu lama sehingga mengalami hambatan dan kesulitan dalam berinteraksi dengan lingkungan, dan menyebabkan keterbatasan dalam melaksanakan tugas atau kegiatan sehari-hari.

Namun, hal dasar yang membedakan kedua kata tersebut berkaitan dengan penggunaannya. Bisa dibilang, difabel merupakan eufemisme untuk menggambarkan orang dengan keterbatasan tertentu. Selain itu, difabel menunjukkan bahwa terdapat sesuatu yang dilakukan untuk mengatasi keterbatasan yang dimiliki. Hal tersebut tidak meniadakan keterbatasan yang ada, tetapi telah disikapi dan diatasi.

Sebagai contoh, pelajar disleksia bisa disebut sebagai penyandang disabilitas sebab mengalami kesulitan dalam membaca dengan normal. Akibatnya, aktivitas sehari-hari menjadi terganggu.

Disleksia termasuk salah satu disabilitas yang sulit disembuhkan, tetapi bisa diatasi. Pelajar disabilitas bisa memanfaatkan rekaman suara atau video untuk belajar. Akhirnya, sifat keterbatasannya berkurang sebab pelajar tersebut bisa melakukan aktivitas sehari-hari, tetapi dia tetap memiliki keterbatasan (disabilitas).

Ketika pelajar tersebut disebut difabel, pelajar tersebut sedang dipandang sebagai orang dengan disabilitas yang mampu mengatasi keterbatasannya. Sementara, jika sang pelajar disebut sebagai disabilitas, seolah-oleh pelajar tersebut memiliki keterbatasan yang tak teratasi dan orang yang menyebutnya seperti tak melihat usaha untuk mengatasi keterbatasan tersebut.

Orang dengan disabilitas sudah tahu bahwa dirinya memiliki keterbatasan. Namun, orang lain sebaiknya memandang dirinya sebagai orang yang mampu melakukan aktivitas dengan normal—tidak mengasihani secara berlebihan.

Itulah beberapa hal yang menunjukkan perbedaan difabel dan disabilitas. Penyebutan difabel dan sikap sewajarnya kepada penyandang disabilitas menunjukkan bahwa orang dengan keterbatasan tersebut memiliki derajat yang sama dengan orang umum.