Ibu Eny Sempat Tolak Dievakuasi hingga Larang Warga Masuk ke Rumah Mewahnya, Lurah Jatinegara: Mungkin Gengsi Dulu Orang Punya..
ERA.id - Kisah Ibu Eny dan anak semata wayangnya, Tiko, viral di media sosial. Perempuan itu diduga mengalami depresi berat karena ditinggal suaminya dan terpaksa hidup di rumah mewah yang terbengkalai tanpa listrik dan air selama 12 tahun.
Ibu Eny melarang warga setempat masuk ke rumah mewahnya di komplek perumahan PLN Jatinegara RT 6 RW 2, Jakarta Timur, dan menolak untuk dievakuasi setelah suaminya kabur pada 2010 silam.
Berdasarkan pengakuan Slamet Sihabuddin, Lurah Jatinegara, warga setempat sudah berkali-kali mencoba untuk membantu Ibu Eny dan membawanya ke Dinas Sosial hingga rumah sakit, tetapi mereka selalu diusir sebelum bisa masuk ke dalam.
"Tahun 2020 awal saya ke sini diusir, sama Pak RT (datangnya)," ujar Slamet kepada ERA, Kamis (5/1/2023). "Maksud saya waktu itu mau minta data, KTP-nya kan udah expired. Saya waktu itu menekankan sekali ke Pak RT untuk meminta datanya, biar bisa dapat bantuan sosial."
Setiap pagi Ibu Eny sering terdengar marah-marah di depan rumah mewahnya yang ditumbuhi tanaman liar. "Pagi-pagi ibunya sering emosi, cuman nggak mengganggu tetangga. Cuman kalo ada yang mau masuk, nggak boleh," ujar Slamet. "Kita kan mau masuk privasi dia, 'Gak boleh Pak,' masak kita maksa?"
Slamet yang menjabat Lurah Jatinegara sejak 2019 menduga Ibu Eny dan Tiko mungkin tak ingin dievakuasi karena ada perasaan gengsi. "Dulu kan tergolong orang punya," ujarnya.
Akibat terus ditolak masuk, akhirnya warga membantu sebisa mereka dengan memberi pekerjaan kepada Tiko sebagai penjaga keamanan. "Tapi tetep walaupun dia nggak mau, sebagai warga kita tetep, masalah sosial ada apa-apa kita bantu, ya itu anaknya dimasukin kerja, disekolahin paket C," lanjut Slamet.
Kini, rumah mewah Ibu Eny yang mengenaskan mulai membaik setelah dibersihkan oleh tim dari Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), dan pemadam kebakaran DKI Jakarta.
Sebelumnya, Tiko mengurus sendirian sang ibu yang emosinya tidak stabil. Untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka, Tiko juga menjual barang-barang yang ada di rumah, mulai dari kompor, pintu, hingga kasur.
Setelah pasokan listrik dan air diputus, mereka berdua harus menadah air hujan dan memasak dengan kayu bakar di garasi rumah. Kini, Ibu Eny sudah dibawa ke Rumah Sakit Duren Sawit.