Cara Kerja Serum Antibisa Ular dan Proses Pembuatannya
ERA.id - Gigitan ular berbisa bsia menyebabkan berbagai efek buruk kepada korbannya, dari mulai yang ringan hingga yang mematikan. Salah satu langkah pencegahan efek buruk tersebut adalah pemberian serun antibisa. Cara kerja serum antibisa ular membuat racun bisa ditanggulangi.
Serum antibisa merupakan serum tipikal yang mengandung antivenom/antivenin terhadap racun ular jenis tertentu. Serum ini dibuat dari antibodi hewan.
Pembuatan dan Cara Kerja Serun Antibisa Ular
Dikutip Era dari Alomedika, prinsip pembuatan antibisa ular adalah hiperimunisasi pada hewan donor—sebagai host—dengan menginjeksikan atau menyuntikkan satu atau lebih dosis non-letal racun ular ke tubuh host.
Hal ini akan memacu respons imunologi host sehingga antibodi akan diproduksi dalam jumlah yang besar untuk menetralisir berbagai komponen racun/bisa ular. Darah host kemudian diambil dan dimurnikan untuk mendapatkan antibodi penetral bisa ular atau antivenom. Antivenom tersebut selanjutnya diaplikasikan pada hewan percobaan untuk uji coba.
Antibisa ular ditemukan pertama kali pada 1894 oleh ilmuwan Cesaire Auguste Phisalix dan Gabriel Bertrand, dan Albert Calmette secara independen. Hal tersebut dilakukan setelah penemuan antiserum terhadap toksin difteri dan tetanus berhasil ditemukan.
Antibisa ular yang pertama kali dibuat oleh Calmette berasal dari serum kuda. Antibisa ular ini digunakan secara klinis oleh Haffkine di India dan Lepinay di Vietnam pada 1895. Pada 1896, antibisa ular yang digunakan oleh Lepinay di Vietnam dilaporkan membuahkan hasil yang baik saat pertama kali diterapkan terhadap manusia.
Serum antibisa ular bekerja dengan meningkatkan sistem imun setelah terkena gigitan ular berbisa untuk menghilangkan racun ular dari dalam tubuh. Fungsi lain dari serum antibisa ular adalah mencegah racun ular tersebut melekat pada jaringan dan menimbulkan berbagai efek berbahaya.
Waktu Penggunaan Serum Antibisa Ular
Ketika seseorang digigit ular berbisa, antibisa ular dibutuhkan segera, setidaknya selama empat jam pertama setelah digigit ular. Serum tersebut bekerja selama dua minggu atau lebih setelah mendapat gigitan ular.
Dosis serum antibisa ular yang dibutuhkan tergantung jumlah bisa ular yang masuk ke tubuh, ukuran ular yang menggigit, dan tipe ular yang menggigit. Beberapa hari atau beberapa minggu setelah mendapatkan serum antibisa ular, terkadang korban mengalami serum sickness atau keterlambatan reaksi.
Ada beberapa gejala yang bisa terjadi terkait reaksi ini, misalnya nyeri otot dan persendian, gatal-gatal, demam, ruam, darah di air seni, dan menggigil. Anda perlu segera berkonsultasi dengan dokter saat gejala-gejala tersebut muncul. Dengan demikian, Anda tahu lebih jauh mengenai cara kerja serum antibisa ular dan mendapatkan perawatan yang tepat jika memang dibutuhkan.