Kabar Terbaru dari Anak yang Jadi Korban Keracunan Chiki Ngebul di Tasikmalaya
ERA.id - Anak yang dilaporkan keracunan jajanan Chiki Ngebul di sekolah pada November 2022 silam, saat ini dalam keadaan sehat.
Kepala Bidang Pengawasan Pelayanan Kesehatan dan Tempat Usaha pada Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya, Reti Zia Dewi melaporkan itu kepada wartawan.
Korban tidak membawa gejala atau dioperasi. "Melihat kondisinya alhamdulillah tidak ada gejala, dan sudah sehat kembali," kata Reti Zia Dewi, Senin (9/1/2023).
Ia menuturkan peristiwa dugaan tujuh anak keracunan jajanan di sekolah yakni Chiki Ngebul yang mengandung bahan nitrogen itu, terjadi di Desa Ciawang, Kecamatan Leuwisari, Kabupaten Tasikmalaya, 15 November 2022 silam.
Dinkes Tasikmalaya, kata dia, saat mendapatkan laporan adanya dugaan keracunan makanan itu langsung bertindak bersama dengan petugas kesehatan dari puskesmas.
"Waktu itu ada gejala, salah satunya mual, petugas dari puskesmas langsung ke TKP, dan berkoordinasi dengan Dinkes," katanya.
Waktu itu ada tujuh orang bergejala keracunan makanan seperti mual, dan satu orang dibawa ke Rumah Sakit SMC Tasikmalaya.
Korban yang dibawa ke rumah sakit, kata dia, langsung diobati selama kurang lebih tiga jam, setelah itu diperbolehkan pulang ke rumah dengan tetap mendapatkan pengawasan tim medis di lapangan.
"Sudah dipulangkan hanya observasi di Rumah Sakit SMC. Untuk para korban, kami selalu memantau dengan puskesmas terdekat, kami juga buatkan satu tim untuk melihat kondisinya," katanya.
Terkait jajanan makanan Chiki Ngebul itu berbahaya, kata dia, pihaknya belum bisa menyampaikan, karena perlu diteliti lebih lanjut.
Namun, kata dia, setiap makanan yang mengandung bahan pengawet atau pengawetnya berlebihan, memiliki dampak buruk atau berbahaya bagi kesehatan manusia.
"Pada dasarnya bahan di makanan kalau berlebihan akan berbahaya, namun terkait nitrogen, dari BPOM sendiri belum mengeluarkan panduan, dari penelitian juga belum ada ketentuan," katanya.
Ia menyampaikan Dinkes Tasikmalaya selama ini sudah berupaya mengedukasi masyarakat maupun pedagang untuk selalu memilih maupun menjual makanan yang sehat dan aman untuk dikonsumsi.
Selain itu, lanjut dia, jajarannya bersama instansi terkait lainnya, melakukan kegiatan sosialisasi terhadap industri rumah tangga sektor makanan tentang membuat makanan yang baik dan sehat. "Sosialisasi ke industri rumah tangga bagaimana cara membuat makanan yang baik dan sehat," katanya.
Terpisah, ibu korban, Wiwin (30) mengatakan, kondisi anaknya sampai saat ini sehat meski sempat dibawa ke rumah sakit, namun tidak berlangsung lama.
"Alhamdulillah, sejak kejadian itu sampai sekarang anak saya sehat dan tak bergejala apapun," katanya.