Rusia Buka Komunikasi dengan Amerika Serikat
Dilansir dari Antara, Jumat (28/8/2018), usai pertemuan keduanya di Jenewa, Swiss, Nikolai mengungkapkan, komunikasi antara keduanya merupakan yang pertama kali sejak sejak presiden Rusia dan AS melakukan pembicaraan di Helsinki pada Juli lalu.
Nikolai juga mengatakan, perjanjian untuk membuka kembali kontak di antara kepala staf militer kedua negara sudah dicapai. Nantinya pembahasan keduanya berkutat pada permasalahan Suriah, Ukraina, nuklir dan keamanan siber.
Dia menambahkan sejauh ini Bolton belum menyinggung masalah tuduhan AS terhadap Rusia perihal serangan siber dan bantuan terhadap Korea Utara untuk menghindari sanksi internasional.
Mengenai pertemuan lanjutan keduanya, Nikolai menjelaskan belum menentukan waktu dan tempat untuk pertemuan tersebut.
Perlu kamu tahu, badan intelijen Amerika menuduh siber Rusia melakukan intervensi dalam pemilihan presiden 2016 lalu. Badan intelijen AS menyimpulkan sejak 2016 lalu, Rusia berada di balik kekalahan Hillary Clinton pada pemilihan presiden AS dengan menjalankan kampanye serangan siber dan berita bohong di media sosial.
Dalam pertemuan Donald Trump dan Vladmimir Putin di Helsinki, Trump sempat membela Rusia atas tuduhan intelijen AS, Trump mengatakan bahwa Rusia tidak terlibat dalam urusan dalam negeri AS.
Hubungan AS dan Rusia di era Donald Trump memang terbilang kian membaik, terlebih setelah pertemuan dengan Putin di Helsinki beberapa waktu lalu, meski demikian banyak yang menyayangkan hubungan baik keduanya.
Senator Republik, John McCain, menilai tatap muka Trump dengan Putin adalah "penampilan memalukan" seorang presiden AS.
"Belum pernah ada presiden sebelumnya yang memalukan dirinya lebih buruk di hadapan seoran tiran," kata McCain.
Kemudian, pemimpin kubu Demokrat di Senat AS, Chuck Schumer, memandang tindakan Trump telah menguatkan musuh AS sambil melemahkan pertahanan negeri Paman Sam.
Pertemuan Trump dan Putin di Helsinki sebenarnya diminta dibatalkan oleh sejumlah politisi AS. Alasannya, 12 agen intelijen militer Rusia telah didakwa pekan lalu atas tuduhan meretas kampanye kandidat kubu Demokrat, Hillary Clinton.
Putin sempat menawarkan para penyelidik AS berkunjung ke Rusia untuk menginterogasi para agen tersebut. Namun, Trump memperingatkan bahwa Rusia menginginkan akses serupa terhadap orang-orang AS yang dicurigai melakoni kegiatan pidana di Rusia.