Polres Cianjur Bantah Tewasnya Selvi Amalia karena Iring-iringan Polisi, Netizen Minta Buka Semua CCTV di TKP
ERA.id - Mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Suryakencana (FH Unsur) Cianjur, Selvi Amalia Nuraeni (19) menjadi korban tabrak lari hingga meninggal dunia.
Selvi tertabrak mobil yang diduga masuk dalam iring-iringan kendaraan yang melintas di Jalan Raya Bandung-Cianjur pada Jumat (20/1/2023).
Kapolres Cianjur, AKBP Doni Hermawan menegaskan, mobil yang menabrak Selvi bukan bagian dari iring-iringan mobil polisi. Melainkan, mobil jenis sedan berwarna hitam yang memaksa masuk dalam iring-iringan.
"Mobil ini diduga memaksa ikut rombongan pengawalan, sudah kami cek tidak ada kendaraan itu. Semuanya mengarah kepada kendaraan sedan warna hitam merek Audi. Jenisnya mungkin Audi A8, kalau dilihat dari bentuk kendaraannya karena ini hasil analisa CCTV," tegas Doni, Rabu (25/1/2023).
Doni menjelaskan, iring-iringan kendaraan yang melintas itu hanya berjumlah 7 mobil dan tidak ada yang menggunakan mobil jenis sedan.
Berdasarkan rekaman CCTV yang diperoleh polisi, mobil jenis sedan itu baru bergabung di sekitaran Tugu Lampu Gentur atau persimpangan Jalan Ir. Juanda, Jalan dr. Muwardi, Jalan Raya Puncak-Cianjur, dan Jalan Raya Bandung-Cianjur. Sementara, awal keberangkatan iring-iringan tersebut mulai dari kawasan Ciloto.
Dengan begitu, mobil yang menabrak Selvi merupakan mobil liar yang memaksa masuk dalam iring-iringan. Saat itu, iring-iringan hanya dikawal oleh satu kendaraan di posisi depan.
"Jadi mobil tersebut memaksa ikut rombongan pengawalan dan sempat tertinggal kemudian mengejar kembali. Kecepatan cukup tinggi karena posisi kendaraan paling belakang. Karena ini bukan rangkaian VVIP, jadi pengawalan yang kemarin ada itu hanya pengawalan depan saja," jelasnya.
Minta Buka CCTV
Kasus tabrak lari yang menimpa Selvi Amalia turut jadi sorotan warganet. Mereka menduga ada pihak yang menutup-nutupi kasus tersebut.
Salah satunya disampaikan oleh pegiat media sosial @mazzini_gsp. Ia mengaku menerima direct message (DM) dari seorang netizen yang pernah bekerja di Toko Kawan Baru yang lokasinya dekat dengan TKP tabrak lari.
Ia juga turut menandai akun Twitter Kapolri Jendral Listyo Sigit dan Sekpri Kapolri Kombes Pol Ahrie Sonta Nasution.
"Izin up pengakuan warga ya Pak Kapolri Jenderal @ListyoSigitP supaya informasi yg dipublikasi Polres Cianjur ada pembandingnya. Izin tag juga Pak @ahriesonta agar disampaikan ke Pak Kapolri karena ada dugaan pengaburan titik terang. Ada baiknya CCTV di Kawan Baru dibuka aja," ucap Mazzini melalui akun twitternya.
Adapun isi pesan itu yakni, "kebetulan, aku alumni kawan baru hehee prnah kerja disana selama 4 tahunan. Aku tau bgt, siapa aja pejabat/petinggi cianjur yang sering keluar-masuk rumah owner kawan baru. Kebetulan rumah owner toko kawan baru itu satu tanah satu gerbang. Jadi kalau karyawan mau masuk toko lewat pintu belakang, kita pasti lewatin dulu rumah si owner. Dan bener banget dugaan aku, di kasus ini ada "oknum" yang minta orang-orang kawan baru buat tutup mulut. Fyi kak, Fyi kak, kawan baru punya cctv yang nyorot ke jalan. Ada 2 kalo ga salah. Bahkan, satpam yang jaga di depan pas hari kejadian aja dmna tutup mulut dan nolak jadi saksi mata," tulis pengakuan warganet itu.
Dalam percakapan tersebut, warganet memperlihatkan potongan CCTV yang diunggah oleh salah satu media nasional. Namun, ia membantah potongan CCTV yang beredar bukan bukti yang dimaksud oleh dirinya.
"Itu emang CCTV kawan baru, tapi bukan yang aku maksud yang nyorot ke jalan. Bukan CCTV yang ini. Kalo yang banyak karangan bunga, itu klinik yg baru buka. Bukan CCTV dari kawan baru," lanjut warganet.
Hingga saat ini Polres Cianjur masih melakukan penyelidikan terkait keberadaan kendaraan sekaligus pengemudinya, termasuk memeriksa saksi-saksi dan mengumpulkan barang bukti.
Tim khusus dari Satreskrim dan Unit Gakkum Satlantas Polres Cianjur juga sudah diturunkan. Polisi berjanji akan berupaya semaksimal mungkin untuk mengungkap kasus tabrak lari hingga merenggut korban jiwa itu.