Melihat Kekacauan yang Dibuat Wasit Shaun Robert Evans

Jakarta, era.id - Kekalahan timnas Indonesia U-23 atas Uni Emirat Arab (UEA) U-23 masih menyisakan persoalan. Dua penalti kontroversial yang diberikan wasit asal Australia, Shaun Robert Evans untuk UEA jadi pemicunya. Tadi, pagi-pagi sekali kami coba mengecek keriuhan itu di jagat maya.

Tentu saja, di zaman modern ini jagat maya jadi dimensi penting untuk memantau situasi sosial. Dan memang, hingga pukul 06.00 WIB pagi tadi, kami sudah mendapati 213 postingan Twitter yang menggunakan hashtag #shaunrobertevans. Kebanyakan dari postingan itu tentu saja kecaman dan protes.

Zeppy Sutjipto, lewat akun @Zeppy777 menulis: #shaunrobertevans a paid referee.

Atau @vr_dy yang menulis: Shame on you shaun evans, wtf #timnasday #FIFA #shaunrobertevans #AsianGames2018.

Ada juga akun @ardi_doangx yang menggambarkan kekecewaannya dengan singkat, padat, dan jelas: #shaunrobertevans tahhhhiiiikkkk.

Eh, tapi nyatanya kecaman dan protes enggak cuma datang dari netizen Indonesia, lho. Seorang netizen yang diyakini berasal dari Jepang, @akaba_yuuta juga menuliskan pendapat soal keanehan yang ia temui dalam pertandingan antara Indonesia melawan UEA semalam.

"im watching Indonesian vs UEA, I found smething interesting there, in football usually we watch 11man vs 11man, but in those game im sure it  11man vs 12man on that football field. for indonesian i hope u can still proud even u lost , and for UEA congrat's. #ShaunRobertEvans," tulisnya.

Nah, kalau @Mynameis_Yenrie ini pasti bobotoh: Wasit keren loh...kata Gede Widiade...sekarang seluruh Rakyat Indonesia merasakan apa yg bobotoh persib rasakan ketika dipimpin #ShaunRobertEvans ..enjoycikarang.

Keputusan kontroversial

Memang, ini bukan kali pertama Shaun Robert menjadi public enemy di kalangan netizen Indonesia. Musim lalu, saat dirinya disertakan dalam jajaran pengadil Liga 1, namanya sempat jadi hujatan pecinta sepak bola Tanah Air, terutama bobotoh setelah mengambil keputusan kontroversial dalam laga antara Persija Jakarta dan Persib Bandung.

Dalam pertandingan yang dihelat di Stadion Manahan Solo pada 3 November 2017 itu, Evans enggak mengesahkan gol Ezechiel N'douassel. Keputusan itu tentu saja memanaskan seluruh kepala di dalam stadion, terlebih bagi Persib yang yakin betul bola telah melewati garis gawang. 

Enggak cuma itu, dalam pertandingan tersebut Shaun Robert juga menghukum bek Persib Vladimir Vujovic dengan kartu merah. Pemain Persib yang kepalang meragukan kecakapan Shaun Robert pun akhirnya memutuskan untuk mogok main. Laga itu pun diakhiri Shaun Robert pada menit ke-83.

Baca Juga : UEA Menang karena Enam Gol Penalti

Eh, tapi kalau kamu pikir Shaun Robert memiliki sentimen pribadi untuk sepak bola Indonesia, barangkali kamu harus koreksi pikiran kamu. Sebab, Shaun Robert ini juga sempat bermasalah di negaranya sendiri. Saat memimpin pertandingan Liga Australia musim 2016 antara Adelaide kontra Western Sydney, Shaun Robert juga membuat keputusan kontroversial.

Saat itu, Sergio Cirio, seorang pemain Adelaide dijegal dengan tekel keras oleh pemain Western Sydney. Shaun Robert pun kemudian mengganjar pelanggaran tersebut dengan kartu kuning. Hanya saja, pemain Adelaide ketika itu enggak terima karena parahnya pelanggaran yang didapat.

Soal ini, kami enggak paham juga sih. Yang jelas, setelah pelanggaran tersebut, Cirio menderita cedera parah hingga harus absen selama sepuluh pekan. Chairman Adelaide, Greg Griffin pun menyampaikan protes resmi kepada FFA, PSSI-nya Australia.

Tuntutan Adelaide jelas dan tegas meminta agar Shaun Robert enggak lagi memimpin pertandingan Liga Australia. Namun, Shaun Robert selamat setelah FFA menolak tuntutan yang diajukan kubu Adelaide. 

Suara timnas Indonesia U-23

Kembali pada pertandingan melawan Indonesia. Usai laga, pelatih timnas U-23 Indonesia, Luis Milla turut mengomentari kepemimpinan Shaun Robert. Menurut Milla jelas, Shaun Robert adalah biang kerok dari kekalahan Indonesia melawan UEA semalam. 

"Wasit tidak memiliki level untuk memimpin pertandingan hari ini. Saya rasa dia tidak pantas melanjutkan tugasnya di Asian Games ini," ujar Luis Milla usai laga melawan UEA di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang, Jawa Barat, Jumat (24/8).

Kata Milla, selama pertandingan Shaun Robert membuat begitu banyak kesalahan, terutama penalti kedua UEA dan pelanggaran yang dilakukan pemain UEA terhadap Ilham Udin di menit ke-103. "Wasit semestinya memberikan kartu merah kepada pemain UEA yang melanggar Ilham Udin," tutur dia.

Baca Juga : Perolehan Sementara Medali Asian Games 2018

Enggak cuma Milla. Andritany Ardhiyasa, kiper timnas Indonesia U-23 menyampaikan kekecewaan yang sama. "Saya setuju dengan apa yang disampaikan pelatih Luis Milla. Itu tidak seharusnya penalti karena posisi pemain terhadap bola 50:50," kata Andritany.

Memang menyakitkan. Sebab, Indonesia sejatinya bermain di level yang lebih baik dari UEA. Ketika UEA membobol gawang Indonesia lewat titik putih, Indonesia sempat membalas dengan gol yang dicetak Beto Goncalves di menit ke-52.

Bahkan, ketika gol penalti kedua UEA kembali dicetak oleh Alameri Zayed, Indonesia tetap bisa membalas lewat umpan cantik Saddil Ramdani yang berhasil dikonversi menjadi gol oleh Stefano Lilipaly.

Sayang, di babak adu penalti, Indonesia harus menyerah dengan skor 3-4 (2-2) setelah Septian David Maulana dan Saddil --yang jadi pemberi assist untuk gol Beto dan Lilipaly-- gagal menunaikan tugas sebagai eksekutor.

Sayang seribu kali sayang~

Tag: asian games 2018 viral anak nonton porno