Terungkap! Dari 11 TKW Korban Serial Killer Wowon Cs, Cuma Tiga yang Legal
ERA.id - Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) menyebut hanya tiga dari sebelas tenaga kerja wanita (TKW) yang menjadi korban penipuan pelaku serial killer Wowon Cs, yang terdaftar secara resmi di BP2MI.
"Itu TKW ternyata hanya tiga nama yang ada namanya di sistem BP2MI berarti nama lain yang sudah di luar negeri. Baik yang sudah meninggal karena korban pembunuhan baik yang teridentifikasi, yang sekarang di Jakarta, mereka yang akan atau sudah diberangkatkan secara unprosedural," kata Kepala BP2MI, Benny Rhamdani kepada wartawan di kantornya, kawasan Jakarta Selatan, Senin (30/1/2023).
Tiga TKW yang legal atau datanya ada di SISKO BP2MI ialah Paridah, Aslem, dan Evi Lusiana. Sementara sembilan sisanya yang dinyatakan ilegal yakni Siti Patimah, Neng Hana, Yeni Nursa'adah, Entin, Hamidah Nursilah, Nene, Sulantini, dan Yanti alias Yenti.
TKW Hana dan Aslem diketahui masih hidup dan sudah memberikan keterangan ke penyidik Polda Metro Jaya. Untuk Evi, Yeni, Hamidah, Yanti, dan Entin diduga masih berada di luar negeri.
Sementara untuk Nene dan Sulantini masih dalam proses identifikasi dan pencarian. Untuk Parida dan Siti Patimah sudah meninggal dunia karena dibunuh tersangka Wowon Cs.
"Mereka kan unprosedural, yang kita khawatirkan karena unprosedural, mereka menjadi korban razia dinyatakan unprosedural dideportasi. Ya kalau kita yang menemukan lebih dulu, lebih baik kita yang memulanglan daripada mereka dideportasi," ucap Benny.
Sebelumnya, seorang TKW yang menjadi korban penipuan oleh tiga pembunuh berantai yang membunuh keluarganya, Hana menyebut keberadaan dua temannya yang juga TKW, Nene dan Evi tidak diketahui keberadaannya.
Nene dan Evi sama seperti Hana, yakni bagian dari 11 TKW yang menjadi korban aksi penggandaan uang oleh tersangka Wowon Erawan alias Aki (60), Solihin alias Dulloh (63) dan Muhammad Dede Solehudin (35).
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan polisi masih mencari keberadaan Nene dan Evi.
"Jadi penyidik Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya belum berhenti artinya keproaktifan dari penyidik untuk mencari korban baik secara identitas maupun informasi seperti yang disampaikan Hana maupun Aslem, ada dua temannya yang masih dicari," kata Trunoyudo kepada wartawan, Sabtu (28/1).