Aan Anak Anggota DPRD Wajo yang Pukuli Tukang Parkir Terancam Dua Tahun Penjara
ERA.id - Penyidik Polres Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, menetapkan Aan Saputra Wijaya, anak anggota DPRD Wajo, sebagai tersangka, Rabu silam kemarin. Aan kini ditahan, setelah terekam memukuli tukang parkir hingga video rekaman CCTV itu viral di media sosial.
"Bersangkutan sudah jadi tersangka. Dia koperatif datang ke kantor dan langsung kita lakukan penahanan," kata Kasatreskrim Polres Wajo, AKP Theodorus Echal Setiawan, Kamis (2/2/2023).
Aan dijerat pasal 351 ayat 1 KHU Pidana tentang penganiayaan dengan ancaman kurungan dua tahun delapan bulan penjara.
Sejauh ini, penyidik masih memproses perkara tersebut, termasuk akan memeriksa korban berkaitan dugaan kasus penganiayaan. Pelaku diketahui merupakan anak politisi Golkar sekligus Wakil Ketua Komisi I DPRD Wajo, Zainuddin Ambo Saro.
Sebelumnya, kejadian pemukulan korban bernama Suwardi yang berprofesi sebagai tukang parkir ini dipukuli Aan selepas menghadiri acara perkawinan. Peristiwa itu terekam CCTV hingga videonya viral.
Awalnya, korban mengarahkan kendaraan tersangka karena memarkir pas di depan toko peralatan MR DIY, Jalan Andi Paggaru, Kelurahan Teddaopu, Kota Sengkang pada Selasa, 31 Januari 2023 agar maju sedikit dan tidak menghalangi kendaraan lain. Tetapi pelaku tidak menanggapi, hingga terjadi cekcok mulut.
Kemudian, petugas Dinas Perhubungan yang berada di lokasi kejadian dipanggil agar memberi solusi, namun tidak digubris. Pelaku pun langsung pergi untuk menghadiri pesta di gedung yang berdekatan dengan toko setempat.
Selang beberapa saat, karena ada kendaraan pelanggan toko mogok, korban pun mendorongnya mundur, namun tiba-tiba dari arah belakang, korban dipukuli dan ditendang pelaku.
Atas kejadian itu, korban pun melaporkan dugaan penganiayaan dirinya ke Polres Wajo, termasuk melakukan visum di rumah sakit karena mengalami luka di bagian wajahnya.
Sementara versi Aan menyebutkan, video yang viral tersebut tidak utuh. Ia pun memberikan klarifikasi melalui video medsosnya, bahwa kejadian tersebut disebabkan adanya ketersinggungan. Ia berdalih, karena disinggung juru parkir dengan kata-kata kasar, hingga emosi memukulnya usai menghadiri pesta.
"Istri saya hamil besar tidak bisa jalan jauh. Kalau perlu saya kasih biaya parkir dan mungkin saya hanya naik sebentar ke atas gedung dan kembali lagi. Sebelum ke atas gedung, juru parkir ini meneriaki saya dalam bahasa Bugis. Kata itu dalam tradisi saya dipakasiri (bikin malu). Di situ juga ada petugas Dishub melerai," katanya.
Ia pun mengakui atas perbuatannya dan khilaf usia kejadian kala itu serta telah meminta maaf kepada korban juga melalui akun pribadinya di media sosial melalui video.