Mengenal Apa Itu TKO yang Membuat Jeka Saragih Harus Akui Keunggulan Anshul Jubli

ERA.id - Jeka Saragih, atlet MMA asal Indonesia, harus mengakui kehebatan Anshul Jubli dalam pertandingan final kelas ringan Road to UFC. Laga yang digelar di Nevada, AS, pada Minggu, 5 Februari siang waktu Indonesia itu berakhir dengan kemenangan TKO bagi Jubli. Apa itu TKO?

Hal tersebut menjadi pertanyaan sebagian masyarakat yang belum mengerti soal olahraga MMA dan tinju. Jika melihat pertandingan Jeka Saragih kontra anshul Jubli, Jeka tampak masih bertahan, tetapi telah dinyatakakn TKO. Untuk memahami istilah ini, simak penjelasan berikut ini.

 Jeka Seragih vs Anshul Jubli (YouTube)

Mengenal Apa Itu TKO

Jeka kalah dari Jubli pada ronde kedua. Tak berbeda dengan ronde pertama, kedua petaruh lebih banyak berduel dalam pertarungan bawah di matras. Jubli melakukan takedown dan melancarkan berbagai serangan kepada Jeka.

Beberapa waktu bergulat, Jeka tampak kesulitan menghadapi serangan dari lawannya. Pada satu kesempatan, Jubli berada di atas tubuh Jeka dan terus menerus melancarkan pukulan ke kepala Jeka. Jeka hanya mampu bertahan dan berusaha menutup ruang, tetapi Jubli tak terhentikan.

Serangan dari kepalan tangan dan siku masih bisa terus meluncur ke muka Jeka. Selang beberapa waktu, wasit menghentikan pertandingan tersebut pada menit ke-3 lebih 44 detik dengan kemenangan TKO bagi Jubli.

Dikutip Era dari Dazn, TKO merupakan singkatan dari technical knockout. Dalam tinju, ini adalah kondisi saat wasit membuat keputusan menghentikan pertandingan karena salah satu petarung tak mampu lagi bertahan untuk melanjutkan pertandingan dengan alasan keselamatan.

Secara umum, keputusan tersebut dibuat karena terdapat cedera atau pendarahan akibat pukulan dari lawan. TKO sangat mungkin terjadi saat seorang petinju sudah tidak stabil dalam berdiri setelah tersungkur. 

Wasit mengambil keputusan TKO karena menilai si petarung sudah tidak mampu mempertahankan dirinya untuk melanjutkan pertandingan. Wasit memiliki hak untuk menghentikan atau mengakhiri pertarungan tersebut demi menghindari KO dan meminimalisasi luka fisik si petarung—yang kemudian dinyatakan sebagai pihak yang kalah.

Selain itu, TKO juga bisa terjadi saat seorang petinju membuat keputusan bahwa dirinya tidak mampu lagi melanjutkan pertandungan atau salah satu anggota tim di sisi ring memutuskan untuk menarik petarungnya.

Hal tersebut berbeda dengan KO atau knockout. Dalam dunia tinju, KO terjadi saat seorang petarung dijatuhkan oleh lawan sehingga tidak mampu bangkit dalam posisi berdiri tegak atau memberikan respons terhadap pertanyaan wasit hingga hitungan ke-10. Jika petinju jatuh ke luar ring, wasit akan melakukan hitungan hingga 20 hitungan.

Terdapat beberapa hal yang bisa menjadi penyebab wasit memutuskan seorang petinju dinilai kalah dengan status TKO. Berikut adalah rinciannya.

·         Cedera atau pendarahan akibat pukulan lawan.

·         Rekomendasi dari dokter ring usai melihat kondisi petinju yang sudah tidak layak bertanding. Namun, keputusan tetap di tangan wasit.

·         Wasit menilai petinju tak lagi mampu meneruskan pertarungan karena kekuatan sudah tidak berimbang.

·         Wasit menilai tidak perlu menyelesaikan hitungan hingga ke-10 karena petinju dinilai sudah tak mampu bertanding atau berada pada kondisi kritis usai jatuh ke kanvas.

·         Pihak petinju (pelatih) melemparkan handuk ke dalam ring dengan alasan si petinju dinilai sudah tak mampu melanjutkan pertandingan.

·         Terkena hitungan knockdown (jatuh) sebanyak tiga kali dalam satu ronde. Meski demikian, ini bergantung pula pada badan tinju yang menaungi pertandingan tersebut.