Ngeri! Ukraina Ungkap 1.000 Lebih Tentara Rusia Tewas dalam 24 Jam Terakhir

ERA.id - Ukraina pada Selasa mengklaim bahwa 1.030 tentara Rusia tewas dalam 24 jam terakhir, angka kematian tertinggi dalam sehari sejak perang berkecamuk pada 24 Februari 2022.

Jumlah kematian tentara Rusia telah mencapai 133.190 orang, menurut Kiev. Ukraina juga mengatakan pasukannya menghancurkan 25 tank Rusia dalam dua hari terakhir. Namun, Moskow membantah pasukannya mengalami kekalahan besar dan mengaku bahwa pihaknya juga telah menewaskan banyak tentara Ukraina.

Banyaknya jumlah tentara yang tewas sesuai dengan pernyataan kedua pihak yang menggambarkan pertempuran di parit-parit yang tertutup salju sebagai pertempuran paling mematikan selama perang.

Setelah gagal merebut Kiev tahun lalu dan mengalami banyak kekalahan selama paruh kedua 2022, Moskow telah mengerahkan ratusan ribu tentara cadangan dalam beberapa bulan terakhir, terbesar sejak Perang Dunia Kedua.

Ukraina dan para sekutunya di Barat mengatakan Rusia mengerahkan tentara sebanyak itu ke Ukraina timur untuk meraih banyak kemenangan sebelum memasuki tahun kedua perang.

Beberapa pekan lalu Rusia memetik kemenangan pertama dalam setengah tahun terakhir, tetapi kemajuan itu terbilang sedikit karena Moskow belum berhasil merebut satu pun wilayah berpenduduk banyak.

Selama berbulan-bulan, pertempuran telah difokuskan di sekitar Bakhmut di bagian timur Donetsk, kota berpenduduk sekitar 75.000 jiwa sebelum perang. Rusia masih berusaha mengepung kota itu.

Moskow juga melancarkan serangan ke selatan di Vuhledar, benteng Ukraina di dataran tinggi pada persimpangan yang strategis antara garis depan timur dan selatan.

Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan militer Rusia telah berusaha sejak awal Januari untuk melakukan serangan besar di beberapa bagian Donetsk yang masih dikuasai Ukraina, tetapi hanya sedikit mengalami kemajuan.

Ukraina mengatakan Moskow kemungkinan sedang menumpuk senjata dan tentara cadangan untuk rencana serangan besar dalam beberapa pekan mendatang.

Gubernur Luhansk memperkirakan serangan itu bisa terjadi sekitar 15 Februari.

Sejak pergantian tahun, negara-negara Barat telah menjanjikan ratusan tank dan kendaraan lapis baja kepada Ukraina untuk membantu Kiev memukul mundur pasukan Rusia dan merebut kembali wilayah yang diduduki Moskow.

Namun, Ukraina belum akan menerima bantuan itu dalam beberapa bulan mendatang.