Penjelasan Menkes Soal Temuan Dua Kasus Gagal Ginjal Akut Anak
ERA.id - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin membenarkan adanya laporan dua kasus gagal ginjal akut pada anak yang muncul kembali. Padahal kasus serupa sudah merada sejak beberapa bulan terakhir.
Hal itu diungkapkan dalam Rapat Kerja (Raker) dengan Komisi IX DPR RI, Rabu (8/2/2023).
"Memang kita mengidentifikasi, bulan ini ada dua (kasus gagal ginjal akut pada anak). Jadi sudah sekian lama berhenti, (sekarang) ada dua (kasus)," ucap Budi.
Namun, setelah ditelusuri, satu daru dua kasus tersebut terbukti bukan gagal ginjal akut. Sementara satu kasus lainnya terkonfirmasi gagal ginjal akut.
"Tapi yang satu sudah confirm itu bukan gagal ginjal akut. Yang satu lagi confirm gagal ginjal akut," kata Budi.
Adapun pasien anak yang terkonfirmasi terkena gagal ginjal akut ini terlambat mendapatkan penanganan, sehingga tidak dapat diselamatkan nyawanya.
Penyebabnya, pasien tersebut tidak langusng dirujuk ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta. Akibatnya, sudah sangat terlambat saat diberikan obat Fomepizole.
"Yang bersangkutan dirujuk dua kali sebelum sampai ke RSCM. Sehingga pada saat tiba di RSCM, kita kasih Fomepizole sudah terlambat," kata Budi.
"Pada hari yang sama, yang bersangkutan meninggal dan usianya di bawah 1 tahun," imbuhnya.
Mantan wakil menteri BUMN itu mengaku, pihaknya langsung diinformasihkan oleh pihak RSCM dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Sample dua saspek gagal ginjal akut itu langsung dikirim ke laboratorium kesehatan daerah (labkesda) DKI.
Hasilnya satu suspek dinyatakan positif gagal ginjal akut. Setelah itu, sample itu juga dikirim ke Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
"Pada saat yang sama, kita juga langsung mengontak ke BPOM dan setahu saya samplenya dikirim ke sana dan memang ada perbedaan data."
Budi mengatakan sample juga dikirim ke empat laboratorium lainnya. "Dan harusnya dalam waktu dekat bisa keluar hasilnya," katanya.