Di Balik Kasus Mario Dandy: Dari Hedonisme Pejabat hingga Pengacara yang Minta Tobat

ERA.id - Seringkali kita telat berbenah dan menunggu jatuh korban. Namun, kata orang, begitulah reformasi, selalu menimbulkan tumbal. Kita semua belajar dari luka dan penyesalan. Martin Luther King Jr. mengabdikan hidupnya untuk memperjuangkan hak sipil kulit hitam. Ia mati ditembak seorang pria yang tak ia kenal saat sedang membantu gerakan buruh di Tennessee. Beberapa minggu setelah kematiannya, Undang-Undang Hak Sipil 1968 baru disahkan di Amerika.

Puluhan tahun lewat sejak kematian Martin, Cristalino David Ozora, pemuda Ambon berusia 15 tahun yang hidup di Jakarta terpaksa jadi batu pijakan untuk mereformasi kehidupan flamboyan para pejabat negeri ini. Hingga kemarin, Rabu (1/3/2023), David masih terbaring koma di Rumah Sakit (RS) Mayapada Kuningan, Jakarta Selatan, meski kondisinya terus membaik.

"Memang belum sadar, tapi respon gerak, pendengaran dan pengelihatannya sudah mengalami kemajuan luar biasa," ucap ayah David, Jonathan Latumahina yang akrab disapa Bang Jo lewat keterangan di media sosialnya, Rabu (1/3/2023).

Tubuh David roboh dan ia tak sadarkan diri sejak hari Senin celaka (20/2/2023) usai dihajar sepihak oleh Mario Dandy Satriyo, seorang anak pejabat eselon III di Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Dandy menyatroninya dengan mengendarai Jeep Rubicon seharga miliaran rupiah. Kala itu, David sedang bermain di rumah temannya di Perumahan Green Permata Pesanggrahan, Jakarta Selatan.

Menurut pihak David, sekitaran waktu isya, ada pesan masuk ke ponsel David dari mantan kekasihnya, Agnes, yang kini berpacaran dengan Mario. Dimintanya David turun menemuinya untuk mengembalikan kartu pelajar. David menolak. Ia merasa ada yang tak beres sejak melihat Jeep Rubicon terparkir di depan rumah temannya. "Mobil apaan?" tanya David.

"Camry," jawab Agnes singkat sambil menjelaskan ada tantenya dalam mobil.

"Camry apa Rubicon," timpal David lagi.

Agnes tak berkutik. Namun, ia terus memaksa David turun menemuinya. David menyerah. Di bawah sana, bukan hanya Agnes yang ia jumpai, tapi juga Mario dan temannya, Shane Lukas. Mereka datang ke sana tak lain untuk melakukan pembalasan atas laporan tindakan David yang tak pantas ke Agnes.

Mario menyuruh David push up 50 kali. Setelah hitungan ke-20, David menyerah dan diminta untuk melakukan sikap tobat ala tentara dengan kepala di bawah. David tak sanggup dan lagi-lagi disuruh push up. Setelah itu, sisanya adalah neraka. Kepala kecilnya dihantam sepatu berkali-kali seperti bola sepak. Tubuhnya bergetar seperti ikan kehabisan napas. Ia lalu dilarikan ke rumah sakit dan orang-orang yang merundungnya segera digelandang ke Polsek Pesanggrahan.

Dari masalah penganiyaan ke hedonisme pejabat negara

Mario dan Shane sudah ditetapkan polisi sebagai tersangka. Selanjutnya, Agnes yang masih berumur 15 tahun ditetapkan sebagai pelaku pada hari Kamis (2/3/2023), karena menurut Direskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi, anak di bawah umur tak boleh jadi tersangka.

Mario Dandy ditetapkan sebagai tersangka. (ERA)

Bang Jo, ayah David, menegaskan tak ada jalan damai selain proses hukum. "Saya maafkan. Saya hanya meniru anak saya yang sangat pemaaf. Dan mohon maaf juga, proses hukum sudah bergulir," tulisnya di Twitter, Rabu (22/2/2023).

Namun, urusan tak selesai sampai di situ. Tak butuh waktu lama sebelum nama Rafael Alun Trisambodo, ayah David yang juga mantan Kepala Bagian Umum di Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Jakarta Selatan, terseret dalam pusaran konflik yang dipicu tingkah anaknya. 

Semua terungkap dari unggahan-unggahan pamer motor gede (moge) dan berbagai kendaraan mewah lainnya di medsos Mario. Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) Rafael lalu dibongkar oleh orang-orang. Kekayaan sebesar Rp56.104.350.289 jadi sorotan. Belakangan, gaya hidup mewah sang istri juga dilumat habis netizen.

Ayah Mario Dandy, Rafael Alun Trisambodo. (Dok. Istimewa)

Kasus penganiyaan David seperti menyingkap lebar tabir gelap yang selama ini sudah terbuka, tetapi enggan dilirik para penguasa. Harga yang harus dibayar tak lain adalah kesadaran David yang kini masih terbaring koma. Momennya pun tepat sebelum bulan Maret, bulan pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan para wajib pajak. Ramai-ramai netizen membuka LHKPN para pejabat pajak dan menyangsikan sumber pendapatan mereka.

Rafael dicopot dari jabatannya pada 24 Februari 2023. Menteri Keuangan Sri Mulyani setelah itu berkali-kali memberi pernyataan yang mengecam gaya hidup mewah jajaran kementeriannya. Ia bilang, itu menimbulkan erosi kepercayaan dan reputasi negatif buat jajaran Kemenkeu yang lain. Sri bahkan meminta Klub Motor Belasting Rijder di DJP dibubarkan usai foto Dirjen Pajak Suryo Utomo mengendarai moge bersama klub motornya viral.

"Bahkan apabila Moge tersebut diperoleh dan dibeli dengan uang halal dan gaji resmi; mengendarai dan memamerkan Moge bagi Pejabat/Pegawai Pajak dan Kemenkeu telah melanggar azas kepatutan dan kepantasan publik," tegas Sri di akun Instagramnya, Minggu (26/2/2023).

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara lalu menegaskan dan mengimbau agar para pegawai Kemenkeu untuk melaporkan harta kekayaan mereka sebelum tanggal 28 Februari 2023. 

Akun medsos direktorat pajak terus mengunggah video tuntunan melapor SPT Tahunan. Namun, netizen menanggapi dengan ganasnya. Mereka bilang: Urusi dulu pegawaimu. Bukan tidak mungkin angka pelaporan pajak tahun ini bakal jadi yang paling rendah sepanjang sejarah. Dan semua ini berawal dari flexing anak pejabat pakai harta orang tuanya. Ibarat pepatah lama, gaya setitik rusak citra Kemenkeu selembaga.

Pengacara Mario: Saya suruh Mario bertobat

Keluarga Mario menunjuk pria asli Manado, Dolfie Rompas sebagai kuasa hukum Mario. Dan ERA menemui Dolfie sesaat sebelum ia berangkat ke RS Mayapada untuk menyampaikan permohonan maaf secara resmi kepada keluarga David pada hari Senin (27/2/2023).

Dolfie sedang duduk bersama seorang anggota timnya, Basri, saat kami temui di salah satu tempat makan di Epicentrum. Ia berbaju batik rapi dan sesekali mengecek ponselnya. Kepada kami ia mengaku bisa memaklumi pandangan orang-orang terhadap pengacara sepertinya. "Kita sangat memahami kalau kejadian ini sangat memilukan," ujarnya. "Saya juga, sebagai orang tua, keluarga, pasti tidak terima. Kita manusia, ada batas."

Karena itulah ia bersama tim kuasa hukumnya ingin pergi ke RS Mayapada, selain untuk memohon maaf, juga melihat kondisi David teranyar. Meskipun sebenarnya, Dolfie sudah pernah menemui keluarga korban sebelum David dipindah dan masih dirawat di RS Medika. 

"Belum pernah saya bertemu orang tua setegar dan sebaik dia mengalami kasus seperti ini," ucap Dolfie saat mengingat sosok Bang Jo, ayah David. "Artinya, jujur dari pribadi saya, dari dalam hati, saya melihat orang ini baik."

Kuasa hukum David, Dolfie Rompas (kiri) bersama timnya, Basri (kanan). (ERA/Agus Ghulam)

Dolfie menyampaikan kepada kami tak perlu ragu soal proses hukum. "Kenapa saya datang ke rumah sakit juga saya selalu sampaikan, kalau hukum udahlah gak usah pikir itu, itu udah jalan. Biarlah polisi menjalankan kewenangannya," ucapnya. "Artinya kita juga mau proses hukum itu berjalan."

Sebelumnya, Dolfie adalah pengacara prodeo di Pos Bantuan Hukum (Posbakum) Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Barat. Kurang lebih setahun ia bertugas di situ sebelum mendirikan firma hukumnya sendiri di Tendean, Jakarta Selatan. Hingga akhirnya ia menerima panggilan untuk mendampingi kasus Mario Februari kemarin. 

"Kebetulan kan ibunya orang Manado ya, jadi ada yang ngenalinlah ke saya, tolong bantu ini," ucap Dolfie. "Banyak orang bertanya, kenapa kok orang yang salah didampingi? Kita mendampingi berdasarkan perintah Undang-Undang. Apa itu? Adalah hak dia mendapatkan pendampingan hukum."

Saat kami tanyakan perihal video penganiayaan yang sudah terlanjur beredar luas, Dolfie mengaku baru melihatnya setelah viral, itu pun tak sampai rampung. 

"Saya enggak sanggup lihat. Saya hanya dengarkan cerita. Karena saya itu orangnya juga sebenarnya anti kekerasan," ucap Dolfie. "Saya terus terang aja ke Mario, saya bilang yang kamu perbuat itu salah besar. Kamu berdoa, jangan main-main, minta Tuhan pulihkan David dan kamu bertobat."

Dolfie Rompas sesaat sebelum menjenguk David di RS Mayapada, Senin (27/2/2023). (ERA/Muslikhul Afif)

Tak sampai setengah jam kami lalu pamit karena Dolfie dan Basri harus segera menuju rumah sakit. Mereka berdua memesan taksi dan kami kembali bertemu di RS Mayapada. Puluhan wartawan sudah berkumpul di depan lobby dan segera mengerubungi Dolfie seperti semut. Setelah menjawab beberapa pertanyaan, ia langsung masuk ke dalam. Kurang lebih 10 menit kemudian, keduanya keluar dari pintu masuk dan menyampaikan kalau mereka belum bisa bertemu David.

"Bukan ditolak. Tidak ada penolakan, cuma mungkin belum saatnya," ucap Dolfie di hadapan berpasang-pasang mata. Ia hanya sempat mendoakan kesembuhan korban dari lantai satu dan berharap David segera siuman. Setelah itu, taksi biru datang membawa Dolfie dan Basri pergi.

Cerita dari keluarga David

David masih siswa tahun pertama di SMA Pangudi Luhur Jakarta. Empat tahun lalu, ia datang seorang diri ke masjid di daerah Muntilan, bertemu dengan seorang guru ngaji di sana yang juga pengurus Ansor dan mengikuti jejak ayahnya, Bang Jo, yang sudah jadi mualaf pada 2012 silam. 

“Bapaknya itu nonton videonya sampai nangis terharu, waktu itu tahun 2019 kalau enggak salah,” ujar Rustam, seorang kerabat David saat kami temui di RS Mayapada, Senin (27/2/2023). Sejak saat itu juga David mendalami Islam dan mengaji di pondok. 

Sebelum kejadian tragis yang menimpanya, saban akhir pekan, David selalu mengajar ngaji di Pesantren Assalam, Bogor. “Motoran ke sana, kadang juga bikin tenda sama saya. Karena itu kan pesantrennya di alam gitu, jadi suka kemping di situ,” sambung Kiki, om David yang gantian berjaga menemani ponakannya di rumah sakit bersama keluarga lainnya.

Kerabat David, Rustam (tengah) dan Kiki (kanan). (ERA/Muslikhul Afif)

Kiki bercerita biaya pengobatan David memakai BPJS. Selama bisa ditanggung dari asuransi itu, ia mengaku pihak keluarga tak ada kepikiran untuk menerima bantuan biaya, lebih-lebih dari pihak pelaku. Meskipun Polres Metro Jakarta Selatan bilang belum ada permintaan restorative justice dari keluarga Mario, Kiki tak ingin proses hukum terhenti dan kasusnya berakhir damai.

“Kita fokus ke penyembuhan David. Sampai sekarang bahkan kita 24 jam gantian nunggu di rumah sakit. Keluarga pasti support terus, dikuatin,” tutup Rustam dan segera pamit untuk kembali menemani David di ruang ICU. Hari sudah gelap, dan malam itu David belum juga beranjak bangun dari mimpi panjangnya.

>