Beda Gempa Darat dan Gempa Laut Tidak Hanya Pada Lokasi Terjadinya
ERA.id - Gempa bumi dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu gempa darat dan gempa laut. Lantas apa beda gempa darat dan gempa laut?
Gempa bumi atau gempa tektonik adalah suatu pergerakan atau getaran pada lapisan bumi yang disebabkan oleh lepasnya energi tumbukan lempeng tektonik atau aktivitas vulkanik.
Gempa darat merupakan gempa yang terjadi pada daratan atau di bawah permukaan bumi. Gempa darat biasanya terjadi akibat gesekan antara lempeng tektonik di bawah tanah.
Perlu diketahui, gempa darat dapat menimbulkan kerusakan pada bangunan dan infrastruktur yang berada di atasnya.
Selain itu, gempa darat juga dapat menyebabkan tanah longsor, retakan pada tanah, dan kemungkinan terjadinya tsunami jika terjadi di daerah pantai.
Sementara itu, gempa laut adalah gempa yang terjadi di bawah laut atau di lepas pantai. Gempa laut terjadi akibat adanya pergeseran lempeng tektonik di dasar laut.
Gempa laut dapat menyebabkan tsunami, yaitu gelombang besar yang dapat mencapai ketinggian puluhan meter dan merusak pesisir.
Tsunami dapat terjadi ketika gempa laut yang kuat terjadi di dasar laut, mengakibatkan gelombang besar yang bergerak dengan cepat ke arah pantai.
Beda Gempa Darat dan Gempa Laut
Perbedaan antara gempa darat dan gempa laut terletak pada lokasi terjadinya dan kemampuan masing-masing jenis gempa untuk menimbulkan kerusakan yang berbeda.
Gempa darat dapat merusak bangunan dan infrastruktur di darat, sedangkan gempa laut dapat menimbulkan tsunami yang berbahaya bagi pesisir dan wilayah yang berdekatan dengan pantai.
3 Zona Gempa Bumi di Dunia
Dilansir dari U.S. Department of the Interior, sejarah menunjukkan bahwa gempa bumi terjadi dalam pola umum yang sama dari tahun ke tahun, terutama di tiga zona besar di bumi:
Sabuk Seismik Sirkum Pasifik
Sabuk gempa bumi terbesar di dunia adalah sabuk seismik sirkum Pasifik yang ditemukan di sepanjang tepi Samudra Pasifik. Perlu diketahui, sekitar 81 persen gempa bumi terbesar di dunia terjadi lokasi ini.
Sabuk seismik sirkum Pasifik telah mendapatkan julukan "Cincin Api Pasifik". Lantas mengapa begitu banyak gempa bumi berasal dari wilayah ini?
Sabuk ini berada di sepanjang batas lempeng tektonik, dimana lempeng-lempeng yang sebagian besar kerak samudera menunjam ke bawah lempeng lainnya.
Gempa bumi di zona subduksi ini disebabkan oleh pergeseran antar lempeng dan pecahnya lempeng di dalam lempeng. Gempa bumi di sabuk seismik lingkar Pasifik meliputi Gempa Bumi Chili M9,5 [Gempa Bumi Valdivia] (1960) dan Gempa Bumi Alaska M9,2 (1964).
Sabuk gempa Alpide
Sabuk gempa Alpide membentang dari Jawa ke Sumatera melalui Himalaya, Mediterania, dan ke Atlantik. Sabuk ini menyumbang sekitar 17 persen dari gempa bumi terbesar di dunia.
Beberapa gempa bumi yang paling merusak di wilayah ini, seperti guncangan 7,6 SR di Pakistan pada tahun 2005 yang menewaskan lebih dari 80.000 orang dan gempa bumi 9,1 SR di Indonesia pada tahun 2004 yang menimbulkan tsunami dan menewaskan lebih dari 230.000 orang.
Sabuk Pegunungan Atlantik
Sabuk ketiga yang menonjol berlokasi mengikuti Punggungan Atlantik tengah yang terendam. Punggungan ini menandai di mana dua lempeng tektonik menyebar terpisah (batas lempeng yang berbeda).
Sebagian besar Punggungan Tengah Atlantik berada jauh di bawah laut dan jauh dari perkembangan manusia. Namun negara Islandia berada tepat di atas Punggungan Tengah Atlantik dan telah mengalami gempa bumi 6,9 SR.
Selain beda gempa darat dan gempa laut, ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Ingin tahu informasi menarik lainnya? Jangan ketinggalan, pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…