Berbagai Tradisi Perayaan Nyepi di Indonesia, Masing-Masing Daerah Punya Ciri Khas
ERA.id - Hari ini umat Hindu di berbagai wilayah merayakan hari raya Nyepi. Ini merupakan haru besar umat Hindu di Indonesia yang dirayakan pada tahun baru Saka. Tradisi perayaan Nyepi di Indonesia berbeda-beda di masing-masing daerah.
Untuk diketahui, Nyepi 22 Maret 2023 memperingati tahun baru Saka 1945. Hal tersebut sesuai SKB No. 1066 Tahun 2022, No. 3 Tahun 2022, dan No. 3 Tahun 2022 tentang Hari Raya Nyepi 2023 atau Tahun Baru Saka 1945. Kalender Saka adalah sistem penanggalan yang umumnya digunakan oleh umat Hindu di Bali.
Meski terdapat perayaan Nyepi, tradisi perayaan tersebut dilakukan sebelum hari Nyepi itu sendiri. Untuk lebih jelas, simak penjelasan berikut.
Berbagai Tradisi Perayaan Nyepi di Indonesia
1. Melasti di Bali
Ini merupakan tradisi yang dilakukan umat Hindu di Bali sebelum hari raya Nyepi. Pelaksanaan melasti dilakukan dengan membasuh wajah atau menyentuh air sebagai simbol membuang karma buruk.
Ritual melasti juga dilakukan dengan menghanyutkan kotoran alam menggunakan air kehidupan. Melasti juga menjadi bentuk permohonan kepada Sang Hyang Widhi agar umat Hindu diberi kekuatan dalam melaksanakan Nyepi.
Upacara ini dilakukan di tirta amerta atau sumber air, misalnya di tepi laut atau danau. Masyarakat biasanya membawa peralatan suci dan sesajen. Pada umumnya, upacara ini dilaksanakan pada Panglong 13 bulan Ciatra (Sasih Kesanga) atau tiga hari sebelum Nyepi.
2. Mendhak Tirta di Boyolali
Dikutip Era.id dari Pemprov Jawa Tengah, mendhak tirta merupakan tradisi umat Hindu di Boyolali dan sekitarnya untuk menyambut Nyepi. Tak jarang, tradisi ini juga disebut dengan melasti seperti di Bali.
Mendhak tirta merupakan rangkaian pengambilan air suci atau tirta amerta atau air kehidupan untuk penyucian umat saat Nyepi. Orang yang melakukannya melakukan sembahyang ketika tiba di lokasi pengambilan air suci.
Setelah itu, prosesi pengambilan air suci di umbul setempat dilakukan. Pengambilan air suci dilakukan dengan wadah dari pipa PVC. Kemudian, ratusan warga yang melaksanakan tradisi tersebut berebut sesaji dan gunungan buah-buahan dan hasil bumi. Mendhak tirta diharapkan bisa membawa kedamaian dan keselamatan bagi masyarakat di Bumi.
3. Jalani Dhipuja di Malang
Dilansir Dinas Perpustakaan & Kearsipan Jawa Timur, jalani dhipuja dilaksanakan tiga hari sebelum Nyepi. Upacara ini dilakukan dengan melarung jolen, yaitu sesajen berbentuk keranda berisi buah-buahan atau hasil bumi. Pelarungan ini menjadi ungkapan dan simbol rasa terima kasih kepada Sang Hyang Widhi atas rezeki yang diterima serta dijauhkan dari mara bahaya.
Jalani dhipuja menjadi upacara untuk menyucikan jagad alit (dunia kecil) dan jagad gede (dunia besar). Jagad alit diwujudkan dalam manusia. Maksudnya, manusia merupakan perwujudan bentuk kecil alam semesta. Sementara, jagad gede merupakan alam semesta beserta isinya.
4. Perang Api atau Perang Bobok di Lombok
Satu lagi tradisi untuk menyambut Nyepi adalah perang api yang dilakukan warga kampung Negara Saka dan Sweta di Lombok. Tradisi dilakukan dengan saling memukul tubuh lawan menggunakan bobok yang menyala. Meski demikian, hal tersebut tidak menimbulkan permusuhan.
Tradisi ini dilaksanakan setelah pawai ogoh-ogoh dilakukan. Sebelum senja, puluhan ikat bobok dibakar sebagai tanda dimulainya tradisi perang api. Setelah perang dilakukan, kedua kubu saling bersalaman dan berangkulan. Itulah beberapa tradisi perayaan Nyepi di Indonesia.