Pedagang Baju Thrifting di Pasar Cimol Gedebage Lesu, Pembeli Kesal Gagal Beli Baju dengan Harga Murah
ERA.id - Ribuan pedagang baju impor bekas atau thrifting di Pasar Cimol Gedebage, Kota Bandung memutuskan untuk menutup kios dagangannya. Hal ini menyusul ada larangan perdagangan baju thrifting oleh pemerintah.
Salah seorang pedagang baju thrifting di Pasar Cimol Gedebage, Deded (43) hanya bisa pasrah atas keputusan pemerintah. Padahal, bisnis baju thrifting itu telah digelutinya sejak tahun 1998.
"Sangat besar sekali pengaruhnya karena penunjang ekonomi keluarga dari thrifting. Sejak bujang sampai sekarang sudah punya anak, menafkahi keluarga dengan ini," kata Deded saat ditemui di Pasar Cimol Gedebage, Kota Bandung, Rabu (22/3/2023).
Selama menjual baju thrifting, baru kali Deded merasa dirugikan atas kebijakan yang diambil pemerintah. Walupun, ketika pandemi Covid-19 pasar itu sempat tutup tetapi ada kepastian pembukaannya.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan, dalam sehari kiosnya mampu menjual puluhan potong pakaian. Harganya pun relatif murah dari Rp20 ribu hingga Rp35 ribu per potong.
"Bisa menjual 20 potong dengan penjualan 25-35 ribu belum sewa kios dibayar tapi sekarang bingung. Belum bayar kebersihan, biaya setrika, kalau ditutup ini menyesalkan karena ini nanti biaya rumah dan pendidikan anak juga terganggu," ungkapnya.
Ayah tiga anak itu mengaku tidak pernah menerima sosialiasi larangan perdagangan baju thrifting dari pemerintah daerah. Jadi larangan itu terkesan tanpa solusi bagi dirinya maupun pedagang lainnya.
Ia hanya bisa berharap agar pemerintah menarik keputusan larangan perdagangan baju thrifting. Pasalnya, bisnis ini telah menemukan pangsa pasarnya sendiri dan banyak orang yang menggantungkan hidupnya di baju thrifting.
"Kami ini pedagang kecil dan modal terbatas, jadi tolong. Tapi kami bersyukur, karena orang bersyukur ini akan ditambah rezekinya dari Allah Swt," ucapnya.
Sementara itu, pembeli asal Kabupaten Bandung, Nina (26) mengaku sengaja Pasar Cimol Gedebage untuk membeli pakaian. Namun, pasar tersebut tutup karena ada larangan itu dari pemerintah.
"Iya balik lagi, kesel banget. Sering ke sini karena harganya murah tetapi kalau pilih ada baju yang bagus di sini. Paling bagus dapat dress, blazer, baju tunik, jaket dari Korea," ucap Nina.