Apa Itu Claustrophobia dan Cara Mengatasinya, Takut Berada di Ruang Sempit

ERA.id - Sebagian orang akan merasa cemas dan takut saat berada di ruangan sempit dan tertutup. Dalam ilmu psikologi, kondisi perasaan ini disebut dengan claustrophobia. Gejala ini biasanya akan muncul saat penderitanya berada di ruang sempit seperti lift, terowongan, atau gudang bawah tanah. Namun masih banyak yang tidak tahu apa itu claustrophobia. 

Perasaan cemas dan takut yang dialami oleh penderita klaustrofobia bisa mengganggu aktivitas sehari-hari. Jika Anda merasakan gejala ini saat berada di ruang sempit dan tertutup, maka Anda harus paham apa itu claustrophobia, penyebab, serta cara mengatasinya. 

Apa Itu Claustrophobia

Claustrophobia merupakan jenis fobia yang menyebabkan penderitanya merasa cemas atau takut berlebih saat berada di ruang sempit dan tertutup. Claustrophobia termasuk jenis fobia spesifik, seperti fobia laba-laba atau fobia darah. 

Sebenarnya ketakutan atau cemas saat terperangkap di ruang tertutup adalah hal yang normal. Namun para pengidap claustrophobia selalu merasa ketakutan setiap berada di tempat yang sempit dan tertutup meski tidak ada ancaman. Misalnya ketika berada di lift, melewati terowongan, menjalani MRI, naik mobil kecil, dan lainnya. 

Penyebab Claustrophobia

Penyebab claustrophobia belum diketahui secara pasti. Akan tetapi kondisi ini diduga kuat dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan pengalaman yang pernah dialami di masa lalu. Hal ini bisa dilihat dari sebagian besar penderita claustrophobia memiliki pengalaman traumatis di masa lalu. 

Ilustrasi ruang sempit dan tertutup (Freepik)

Berikut ini beberapa pengalaman traumatis yang bisa menyebabkan seseorang mengalami claustrophobia:

  • Pernah terjebak atau terperangkap di dalam ruangan tertutup dalam waktu cukup lama.
  • Waktu kecil pernah dihukum dan dikurung dalam ruangan yang sempit, seperti toilet atau kamar sempit.
  • Pernah ditinggalkan di ruangan sempit seorang diri, misalnya kamar sempit, lemari, atau ruang bawah tanah.
  • Pernah mengalami turbulensi saat naik pesawat.
  • Pernah menjadi korban perundungan atau penculikan.

Gejala Claustrophobia

Ada beberapa gejala yang dialami oleh penderita claustrophobia, baik secara fisik dan mental. Seorang pengidap fobia claustrophobia akan merasa ketakutan dan frustasi karena kebingungan dan cemas saat berada di ruangan sempit. Berikut gejala umum yang akan dirasakan oleh penderita claustrophobia.

  • Merasa ingin pingsan.
  • Gemetar dan berkeringat dingin.
  • Sesak napas atau kesulitan bernapas.
  • Kepanasan atau kedinginan.
  • Nyeri kepala dan pusing.
  • Denyut jantung meningkat.
  • Kesemutan atau mati rasa.
  • Telinga berdengung.
  • Mual dan mulut kering.
  • Merasa kebingungan atau disorientasi.

Apabila kondisi claustrophobia sudah masuk kategori parah, maka berkemungkinan muncul kondisi sebagai berikut:

  • Kehilangan kontrol.
  • Histeris atau panik.
  • Ketakutan hingga mengalami pingsan.
  • Ketakutan akan kematian.
  • Timbul rasa ngeri.

Cara Mengatasi Claustrophobia

Secara umum, semua jenis fobia bisa ditangani dan disembuhkan tergantung dari kemauan penderitanya. Metode yang digunakan untuk menyembuhkan fobia pun ada bermacam-macam.

Berikut ini beberapa metode penanganan medis untuk mengatasi claustrophobia:

Flooding

Metode ini dilakukan dengan meminta pasien masuk ke ruangan sempit yang bisa memicu munculnya rasa cemas dan takut. Kemudian pasien akan diminta berdiam di dalam ruangan tersebut hingga perasaan cemas menghilang. Cara ini diterapkan untuk menyadarkan kepada pasien bahwa tidak ada yang berbahaya dan perlu ditakuti saat berada dalam ruangan sempit dan tertutup. 

Modelling

Modelling dilakukan dengan memberikan contoh kepada pasien bagaimana cara meningkatkan rasa percaya diri serta menghadapi rasa takut saat berada dalam situasi yang membuat trauma. Pasien diminta untuk mempraktikan contoh-contoh tersebut. 

Counter-conditioning

Metode ini dilakukan dengan mengajarkan teknik relaksasi dan visualisasi kepada penderita claustrophobia. Saat penerapan metode inil, pasien akan diberi rangsangan situasi yang membuat rasa traumanya muncul. Di samping itu, pasien diminta berkonsentrasi dan melakukan teknik relaksasi yang sudah diajarkan. 

CBT

Metode Cognitive Behavioral Therapy dilakukan untuk mengubah pola pikir pasien dan cara pasien dalam merespon situasi saat berada di tempat sempit. Metode ini lebih banyak digunakan pada akhir-akhir ini. 

Penggunaan Obat-obatan

Cara terakhir yang bisa dilakukan adalah memberikan obat-obatan kepada pasien. Obat yang dianjurkan adalah obat anti-anxiety hingga antidepresan untuk meredakan gejala cemas saat berada di ruang sempit dan tertutup. 

Demikianlah ulasan mengenai apa itu claustrophobia, gejala, dan cara mengatasinya. Claustrophobia biasanya dialami oleh orang yang memiliki trauma masa kecil yang berkaitan dengan ruangan atau tempat sempit dan tertutup. Jika Anda mengalaminya, terapkan beberapa treatment di atas untuk mengatasinya. 

Ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Kalo kamu mau tahu informasi menarik lainnya, jangan ketinggalan pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…