Momen Pria Tua Berkursi Roda di Makassar yang Viral Bagi Uang Nyaris Dikotori Kericuhan

ERA.id - Pengusaha sukses di Papua, asal Sulawesi Selatan, Ambo Rukka membagi uang kepada warga kurang mampu, tukang becak, dan anak-anak di bulan Ramadan.

Rumahnya pun dijaga ketat aparat keamanan di Jalan Mario Nomor 32, Veteran Utara, Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu silam.

Pemberian infak dimulai sejak siang hingga sore menjelang berbuka puasa. Seribuan masyarakat terlihat antre hingga berdesak-desakan agar bisa mendapatkan uang.

Uang yang diberikan bervariasi tiap orang, untuk dewasa Rp50 ribu, remaja Rp20 ribu dan anak-anak Rp10 ribu. Pemberian infak tersebut, rutin dilakukan menjelang Lebaran Idul Fitri 1444 Hijriah.

Sayangnya, pembagian uang itu nyaris memicu kericuhan setelah para tukang becak masuk bergiliran dari depan lorong hingga depan rumah H Ambo Rukka, tiba-tiba masyarakat yang dari tadi menunggu giliran, menerobos masuk ke dalam barisan kedua, hingga terjadi keributan dan terjadi berdesak-desakan.

Beruntung, aparat kepolisian dibantu TNI dengan cepat menetralkan keadaan, dan tidak ada korban, meski sebelumnya ada anak kecil terjepit dan ibu-ibu nyaris pingsan karena terhimpit kerumunan.

Pengusaha H Ambo Rukka saat itu sudah terlihat kelelahan membagikan uangnya di atas kursi roda. Menjelang salat Asar, ia memilih masuk ke rumah dan digantikan ponakannya melanjutkan pembagian uang tersebut.

Kapolsek Makassar AKP (AKP) Andi Aris Abu Bakar di sela pengamanan mengatakan jumlah penerima infak dan sedekah itu lebih dari 2.000 orang.

Sedangkan skema pengamanan diberlakukan berlapis dengan dibagi tiga barisan sekat hingga ke sampai di rumah yang bersangkutan.

Salah seorang penerima infak, Laila mengungkapkan telah antre sejak pukul 12.30 WITA dan baru bisa bertemu H Ambo dan mendapatkan uang Rp50 ribu sekira pukul 14.00 Wita. Ia mengatakan sering mengikuti pembagian uang seperti itu setiap tahun.

Karena membludaknya warga datang, pembagian uang tersebut ditutup pukul 16.00 Wita. Namun antusias warga terus berdatangan hingga masuk ke lorong tersebut. Warga sudah antre lama kecewa karena tidak mendapat apa-apa. Sedangkan, warga lainnya memilih bertahan di depan rumah dermawan itu agar bisa memperoleh uang, meski sudah ditutup.