Ray Rangkuti: Wacana Koalisi Besar Seperti Menenggelamkan Golkar dan Airlangga
ERA.id - Direktur Lingkar Madani (LIMA) Ray Rangkuti menyebut popularitasi Golkar tenggelam dalam koalisi besar.
"Saya sih kalau Golkar agak ogah-ogahan dengan koalisi ini, saya bisa memahaminya karena koalisi besar ini justru seperti menenggelamkan Golkar dalam koalisi ini," ujar Ray dalam diskusi bertajuk Koalisi Besar untuk Siapa: Ganjar atau Prabowo atau? di Jakarta, Jumat kemarin.
Menurut dia, partai berlogo pohon beringin itu telah kehilangan daya tariknya karena saat ini magnetnya berada pada Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto dan partainya.
Untuk itu, Ray merasa wajar apabila Golkar kini menunjukkan gelagat agak ogah-ogahan.
Wacana koalisi besar merupakan gagasan penggabungan dua koalisi, yakni Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) dan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). KKIR gabungan parpol Gerindra dan PKB, sedangkan KIB gabungan Golkar, PAN, dan PPP.
"Dalam 1 minggu ini isunya sudah berpindah dari Golkar ke Gerindra dan Prabowo. Padahal kan sebelumnya NasDem, sudah mulai keluar dari lingkaran Istana Pak Airlangga yang seperti dijadikan garda depan dari partai-partai pendukung Pak Jokowi," katanya.
Momen saat NasDem keluar dari kabinet turut mendorong Golkar menjadi garda depan dari partai pendukung pemerintah. Hal ini juga membuat Airlangga didatangi banyak ketua umum partai politik, karena dianggap magnet baru setelah Surya Paloh.
Ray melihat KIB tanpa koalisi besar yang dipimpin oleh Golkar sudah memiliki daya tawar sangat kuat sebab Airlangga juga semula dinilai berpotensi menjadi calon wakil presiden (capres) siapa pun calon presiden (capres) KIB.
"Sekarang itu tenggelam karena kemudian yang menguat itu adalah Gerindra dengan Prabowo," tambah dia.
Selain itu, dia mengatakan bahwa Prabowo akan mendapatkan keuntungan yang berlipat ganda dengan menjadi capres. Adapun berbagai lembaga survei telah memperlihatkan peningkatan elektabilitas yang fantastis dari Prabowo.
"Koalisi besar ini meminggirkan peran Golkar menurut saya. Oleh karena itu, mereka akan berpikir keras apakah koalisi besar ini dilanjutkan atau tidak," imbuh Ray.