Pengamat: Golkar Tidak Berkomitmen Terhadap Status Novanto

Jakarta, era.id - Nasib Partai Golkar ibarat telur diujung tanduk. Kasus mega korupsi yang menjerat ketua umum partai, Setya Novanto membuat Golkar harus mengambil langkah tegas mengantisipasi elektabilitas yang kian merosot.

"Bukan hanya dengan melimpahkan kekuasaan lewat plt (pelaksana tugas) tapi harus menonaktifkan. Sayangnya sampai saat ini tidak ada bentuk komitmen seperti itu dari partai," kata Pengamat Politik, Ray Rangkuti di Gedung PPK Kosgoro, Jakarta, Rabu (22/11/2017).

Tentunya, saat ini dewan pakar dan para kader partai berlambang pohon beringin itu ketar-ketir. Ray mengatakan, tidak ada alasan untuk tidak menentukan status ketua umum partai saat ini, ketimbang penurunan elektabilitas Partai Golkar berdampak panjang.

Sekalipun Novanto memenangkan gugatan praperadilan nanti, tidak lantas mengamankan posisi partai. Prediksi Ray, nama Golkar bakal terus melempem, mininmal 1,5 tahun ke depan. 

Menurut Ray, Golkar untuk ke depannya harus menumbuhkan prinsip organisasi lebih penting daripada individu perorangan. Mengingat beredarnya surat tulisan tangan Novanto berpengaruh kuat terhadap hasil rapat pleno, Golkar semestinya bisa memisahkan antara tindakan individual dengan persekutuan organisasi. 

"Tindakan individual juga tidak boleh mendapatkan legitimasi dari partai," kata Ray.

Tag: