Kapan Suhu Panas di Indonesia Berakhir dan Apa Sebabnya?
ERA.id - Suhu panas di Indonesia dapat bervariasi tergantung pada lokasi geografis dan waktu dalam setahun. Mungkin akhir-akhir ini Anda merasakan adanya peningkatan suhu, lantas kapan suhu panas di Indonesia berakhir?
Pada umumnya, suhu panas di Indonesia cenderung lebih tinggi pada musim kemarau yang biasanya berlangsung antara bulan Juni hingga September.
Namun, perubahan iklim global dan faktor-faktor lingkungan lainnya dapat mempengaruhi suhu udara di suatu daerah.
Kapan Suhu Panas di Indonesia Berakhir?
Perlu diketahui, pada umumnya suhu udara akan mulai menurun ketika memasuki musim penghujan yang biasanya dimulai pada akhir tahun. Meskipun demikian tetap disarankan untuk selalu memantau perkembangan cuaca dan suhu udara di daerah masing-masing.
Adapun guna dari pemantauan suhu udara adalah untuk mempersiapkan diri secara tepat dan mengambil tindakan pencegahan yang sesuai.
Meskipun sulit untuk memastikan kapan suhu panas di seluruh Indonesia akan berakhir, namun Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah memberikan perkiraan.
Menurut BMKG suhu panas di Indonesia disebabkan oleh gerak semu matahari yang menjadi siklus tahunan. Selain itu, potensi suhu udara panas seperti itu dapat berulang pada periode yang sama setiap tahunnya.
BMKG, dilansir dari Kompas, menjelaskan jika Indonesia berada di wilayah tropis suhu sepanjang tahun 25 derajat Celsius pada pagi hari dan 33-34 derajat Celsius pada siang hari. Kemudian ada dua periode dalam satu tahun ketika Matahari melintas dan mendekati Khatulistiwa.
Saat matahari melintasi mendekati khatulistiwa pada akhir Maret, maka dua bulan berikutnya yaitu April dan Mei suhu atau temperatur di beberapa wilayah di Indonesia akan mengalami kenaikan dan terasa lebih panas.
Meskipun demikian, BMKG menjelaskan akan ada jeda lintasan matahari dan tidak naik secara langsung. Fenomena tersebut merupakan salah satu akibat dari gerak semu matahari.
Dengan demikian, dapat disimpulkan jika biasanya matahari akan melintas di khatulistiwa pada Maret dan September setiap tahunnya. Maka periode panas yang kini dirasakan di Indonesia merupakan konsekuensi dari gerak semu matahari.
Gerak semu matahari akan berlangsung biasanya pada April dan Mei setiap tahunnya. Hal tersebut mengakibatkan kenaikan suhu di beberapa wilayah di Indonesia.
Apa dampak dari gelombang panas?
Meskipun indonesia menurut BMKG tinggal menghadapi suhu panas hingga bulan Mei, namun gelombang panas dapat memiliki dampak buruk yang signifikan pada kesehatan dan lingkungan. Beberapa dampak dari gelombang panas antara lain:
● Dehidrasi: Suhu yang tinggi dapat menyebabkan tubuh kehilangan cairan lebih cepat, sehingga dapat menyebabkan dehidrasi pada manusia dan hewan.
● Heatstroke: Suhu yang sangat tinggi dapat menyebabkan kondisi medis yang serius, seperti heatstroke, yang dapat mengancam nyawa.
● Gangguan kesehatan: Gelombang panas dapat memperburuk kondisi kesehatan yang sudah ada, seperti masalah pernapasan, jantung, dan hipertensi.
● Lingkungan: Suhu yang tinggi dapat memperburuk kualitas udara dan meningkatkan risiko kebakaran hutan dan lahan.
● Ekonomi: Gelombang panas dapat mempengaruhi sektor ekonomi, seperti pertanian dan industri, dengan mengurangi produktivitas dan meningkatkan biaya operasional.
Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan peringatan cuaca ekstrem dan suhu udara yang dikeluarkan oleh pihak berwenang dan mengambil tindakan pencegahan yang tepat, seperti meminum air yang cukup, menghindari terpapar sinar matahari langsung, dan mengurangi aktivitas fisik di luar ruangan pada waktu yang terik.
Selain , ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Ingin tahu informasi menarik lainnya? Jangan ketinggalan, pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…